Selain alasan itu, Rizieq—melalui Sugito—juga pernah beralasan tak mau pulang sebelum pengikutnya di tanah air siap beramai-ramai membanjiri bandara guna menyambut kedatangannya.
Sugito menuturkan, Rizieq kepengin kepulangannya disambut bak mendiang ulama tertinggi Islam Syiah Sayyid Rohullah Ayatollah Khomeini yang pulang dari pengasingannya di Prancis ke Iran tahun 1979.
"Bahwa kepulangan beliau itu berharap seperti penyambutan Ayatollah Khomeini ketika pulang dari Prancis ke Teheran ketika Revolusi Iran."
"Jadi kalau misalnya sambutan antusias dari umat, tentunya kan pemerintah akan berpikir bahwa 'oh benar bahwa yang dilakukan selama ini adalah rekayasa, adalah fitnah," tuturnya.
Saat geger berita sejumlah petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang berwisata religi alias umrah ke Mekkah dan bertemu Rizieq, sang habib sebenarnya sudah diajak pulang.
Sekretaris Fraksi PKS Sukamta mengungkapkan, rombongan PKS yang umrah tersebut sengaja mendatangi Rizieq untuk berdiskusi. Rombongan juga mengajak Rizieq pulang ke tanah air.
"Rombongan sudah mengajak sih. Pulang sama-sama,” tutur Sukamta, Kamis (15/6/2017).
Namun, kata dia, kepulangan Rizieq tersebut terkendala tiket maskapai penerbangan yang dimiliki sang habib.
Pasalnya, Rizieq memegang tiket Arab Saudi-Indonesia milik maskapai Qatar Airways. Padahal, Saudi-Qatar kekinian terlibat “perang dingin” dan hubungan diplomatik kedua negara pecah.
Baca Juga: Alexis Ngotot Ingin Reuni dengan Guardiola di Man City
Karena pemutusan hubungan diplomatik, seluruh maskapai penerbangan Qatar tak diizinkan beroperasi di wilayah udara Saudi.