Selingkuhi Wanita Indonesia, Eks Dubes Norwegia Pakai Duit Negara

Reza Gunadha Suara.Com
Senin, 02 Oktober 2017 | 13:24 WIB
Selingkuhi Wanita Indonesia, Eks Dubes Norwegia Pakai Duit Negara
eks Dubes Norwegia untuk Indonesia Stig Ingemar Traavik dan Istri (Pinterest)

Suara.com - Kisah cinta terlarang mantan Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, Stig Traavik, dengan tiga perempuan Indonesia tak hanya membuat heboh warga Tanah Air.

Jalinan perselingkuhan Traavik yang sudah memunyai istri tersebut juga turut menggemparkan warga maupun pemerintah Norwegia.

Sebabnya, cerita asmara tabu Traavik dengan dua perempuan pebisnis dan satu perempuan aktivis di Indonesia itu diduga telah merugikan keuangan pemerintah Norwegia hingga Rp5,6 miliar.

Hikayat asmara berujung petaka ini berawal pada April 2012, ketika laki-laki berusia 46 tahun bernama lengkap Stig Ingemark Traavik ditunjuk pemerintahnya menjadi Dubes di Indonesia.

Traavik, seperti dilansir Newsinenglish, 20 Juni 2017, menjadi dubes setelah pemerintah Norwegia yang dikuasai Partai Buruh tertarik mendanai pelestarian hutan hujan tropis di Indonesia.

Ia lantas diminta "mengawal" program tersebut. Beberapa bulan kemudian, Traavik dan istrinya pindah ke Jakarta.

Setahun menjalani tugas, Traavik ternyata kepincut perempuan Indonesia. Berdasarkan laporan laman berita Norwegia, VG, Traavik mulai berselingkuh dengan seorang perempuan aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM) sejak tahun 2013.

Jalinan cinta itu terjalin ketika perempuan tersebut berhasil mendapatkan dana bantuan sekitar 1,5 Juta Krona (USD 179 ribu) atau setara Rp2,4 miliar dari kedutaan Traavik.

Uang itu diberikan Traavik melalui jalur resmi untuk mendanai sejumlah proyek kebudayaan perempuan selingkuhannya.

Baca Juga: Juara Umum, Jokowi Terima Atlet Indonesia di ASEAN Paragames

Dana pemerintah Norwegia yang dipakai Traavik untuk diberikan kepada perempuan simpanannya, semakin bertambah pada April 2013. Ketika itu, selingkuhannya menerima 550 ribu Krona atau setara Rp931 juta.

Seiring percintaan mereka yang semakin memabukkan, perempuan yang tak disebut namanya itu kembali mengajukan proposal pendanaan untuk LSM-nya.

Kali ini, proposal itu diajukan sang wanita untuk proyek promosi penulis Norwegia di Indonesia, yang terkenal karena interpretasi ketat terhadap Islam.

Masih menurut laporan VG, proposal perempuan itu diteruskan ke kementerian di Oslo oleh sekretaris pertama kedutaan Norwegia di Indonesia pada Januari 2014.

Dalam proposal itu, perempuan itu atas nama LSM-nya meminta 1,1 juta Krona untuk mendanai proyek tersebut.

Proposal itu ternyata tak disetujui oleh kementerian di Oslo karena melebihi plafon anggaran yang disetujui pemerintah. Apalagi, pemerintahan Norwegia saat itu sudah tak lagi dikuasai Partai Buruh, melainkan Partai Konservatif.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI