Setahun menjalani tugas, Traavik ternyata kepincut perempuan Indonesia. Berdasarkan laporan laman berita Norwegia, VG, Traavik mulai berselingkuh dengan seorang perempuan aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM) sejak tahun 2013.
Jalinan cinta itu terjalin ketika perempuan tersebut berhasil mendapatkan dana bantuan sekitar 1,5 Juta Krona (USD 179 ribu) atau setara Rp2,4 miliar dari kedutaan Traavik.
Uang itu diberikan Traavik melalui jalur resmi untuk mendanai sejumlah proyek kebudayaan perempuan selingkuhannya.
Dana pemerintah Norwegia yang dipakai Traavik untuk diberikan kepada perempuan simpanannya, semakin bertambah pada April 2013. Ketika itu, selingkuhannya menerima 550 ribu Krona atau setara Rp931 juta.
Seiring percintaan mereka yang semakin memabukkan, perempuan yang tak disebut namanya itu kembali mengajukan proposal pendanaan untuk LSM-nya.
Kali ini, proposal itu diajukan sang wanita untuk proyek promosi penulis Norwegia di Indonesia, yang terkenal karena interpretasi ketat terhadap Islam.
Masih menurut laporan VG, proposal perempuan itu diteruskan ke kementerian di Oslo oleh sekretaris pertama kedutaan Norwegia di Indonesia pada Januari 2014.
Dalam proposal itu, perempuan itu atas nama LSM-nya meminta 1,1 juta Krona untuk mendanai proyek tersebut.
Proposal itu ternyata tak disetujui oleh kementerian di Oslo karena melebihi plafon anggaran yang disetujui pemerintah. Apalagi, pemerintahan Norwegia saat itu sudah tak lagi dikuasai Partai Buruh, melainkan Partai Konservatif.
Baca Juga: Papan Reklame Hampir Roboh
"Kementerian menolak proposal yang diteruskan oleh Kedubes Norwegia di Indonesia. Mereka mengatakan, dana proyek untuk memerangi kemiskinan di negara dunia ketiga tak bisa digunakan untuk proyek kebudayaan semacam itu," tulis VG.
Namun, berkat campur tangan Traavik, proposal itu akhirnya disetujui kementerian dengan memakai dana program bantuan pengentasan kemiskinan negara dunia ketiga.
Bahkan, dana yang disetujui oleh pemerintah Norwegia naik menjadi 1,38 juta Krone untuk program kebudayaan LSM perempuan itu selama dua tahun, yakni 2014-2015.
Tak hanya itu, Traavik juga membantu LSM perempuan selingkuhannya untuk mempromosikasn memeriahkan proyek kebudayaan tersebut.
Traavik disebut sempat menulis surat pribadi kepada gubernur (Jakarta) agar bisa datang ke acara itu. Selain itu, Traavik juga diketahui merancang acara makan siang untuk mempromosikan proyek perempuan selingkuhannya tersebut pada pertengahan 2014.
Dalam acara itu, perempuan selingkuhannya hadir. Setelah makan siang, Traavik mengajukan klaim kuitansi biaya makan siang itu ke Kedubesnya.