Suara.com - Putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, bicara blak-blakan mengenai kehidupannya di Singapura sebagai “anak kost” demi menuntut ilmu.
“Curhatan” Kaesang itu terungkap dalam videobloger bernama Kevin Hendrawan, yang diunggah ke YouTube pada Selasa (3/10/2017).
Kaesang, dalam video tersebut, mengakui dirinya kekinian berupaya memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri melalui cara berdagang kaus.
Ia juga sempat jujur menuturkan, empat bulan terakhir tak dikirimkan uang oleh sang ayah, Presiden Joko Widodo.
Dalam video itu, Kaesang menceritakan hal tersebut untuk menjawab pertanyaan Kevin.
“Kaesang di sini (Singapura) sehari-hari ngapain saja?” tanya Kevin.
“Ya kuliah, makan, tidur, main game. Ngedit video kalau perlu,” jawab Kaesang.
“Ya pulang ke Solo juga, ngurus kaus untuk jualan di sini,” tambahnya lagi.
Baca Juga: Juru Parkir Tertangkap Curi Susu Formula untuk Bayinya
Kevin lantas mempertanyakan masalah keuangan Kaesang. ”Jadi sekarang kan jualan kaus untuk biaya hidup di sini. Sudah jadi YouTuber juga. Orang tua masih ngirim uang gak?” tanya Kevin.
Kaesang kaget,”mau tahu aja nih,” jawabnya. ”Ya ini kan pertanyaan, bisa dijawab bisa juga tidak,” tukas Kevin sembari tertawa.
Akhirnya, Kaesang mau menceritakan perihal uang kiriman dari Jokowi. Namun, jawabannya terbilang mengejutkan.
“Ya, untuk sekarang ya, kadang-kadang tidak dikirim blas. Sudah 4 bulan ini tak dikirim. Sekarang survive (bertahan) sendiri,” jawab Kaesang.
Ia lantas menyampaikan pesan kepada Presiden Jokowi melalui video tersebut.
”Ini lewat video ini, kalau bapak nonton, nyinggung gitu lho, pak 4 bulan belum dikirimin pak, 4 bulan lho pak, bayangin,” kata Kaesang sembari tertawa lagi.
Lupa Kirim uang, baca di halaman 2
Lupa Kirim Uang
Dalam video itu, Kaesang juga mengakui ketika baru-baru berada di Singapura, sempat sempat tak punya uang sehingga harus “super irit” untuk urusan makan. Itu lantaran sang ayah, Presiden Joko Widodo lupa mengirimkan uang untuknya.
Kaesang menuturkan, sengaja tidak sarapan pagi guna berhemat.
”Sehari saya habiskan uang SGD10 sampai SGD15 untuk makan. Kalau pakai sarapan jadi tambah SG20 (Rp198 ribu) untuk biaya makan per hari. Jadinya ya bangunnya ditelat-telatin saja. Setelah salat Subuh, ya tidur lagi, kalau tidak, ya lapar,” tuturnya.
Berkat pola seperti itu, Kaesang mengakui biaya makan minum dirinya selama sebulan hanya SGD50 atau setara Rp500 ribu.
Kevin yang mewawancarai Kaesang kaget tak percaya. ”Gak mungkin, (hidup) di Jakarta sebulan Rp500 ribu saja susah,” tukasnya.
Ia mengungkapkan, seringkali membeli 5 bungkus mi instan seharga SGD2 untuk kebutuhan makan selama 5 hari.
”Beli mi instan SGD2 dapat 5 bungkus. Nah, satu bungkus dibagi dua per hari, untuk makan siang dan makan malam,” tuturnya.
Kevin mengira itu perhitungan Kaesang itu sebagai pengandaian saja. Tapi, Kaesang mengungkapkan dirinya pernah melakoni hidup seperti itu.
“Lho, pernah seperti itu (satu bungkus mi instan untuk makan siang dan makan malam). Dulu, waktu kali pertama ke sini. Itu karena bapak (Jokowi) telat ngirimin duit. Bukan telat, tapi lupa harus kirim duit ke saya,” tuturnya sembari tertawa.
Anak Terlupakan, baca di halaman 3
Anak Terlupakan
“Oh, anak terlupakan,” timpal Kevin bercanda. ”Iya, jadi anak yang terlupakan,” sambung Kaesang tertawa.
Meski biaya makanan di Singapura terbilang mahal, Kaesang mengakui biaya transportasi di negeri itu cukup murah.
Kaesang mengakui tak memunyai mobil atau kendaraan pribadi. Ia menggunakan transportasi umum untuk bepergian di negeri Singa tersebut.
Untuk pulang-pergi dari indekos ke kampus, Kaesang memisalkan, ia hanya membutuhkan uang SGD5. Sebab, jarak antara indekos dan kampusnya dekat.
“Indekos saya dekat rumah, eh kampus. Saya sewa kos bersama teman, SGD800-SGD1000 per bulan. Cuma ada dapur dan AC (air conditioner). Lumayan lah,” tuturnya.
Karenanya, menurut Kaesang, biaya kehidupan di Singapura sebenarnya tak jauh berbeda dengan di Jakarta. Semuanya, kata dia, terganung gaya hidup yang bersangkutan.
”Tergantung tingkat kesombongan,” tukasnya sembari tertawa.