Pemprov Terus Dorong Pendidikan Inklusif di Jabar

Siswanto Suara.Com
Jum'at, 01 Desember 2017 | 14:11 WIB
Pemprov Terus Dorong Pendidikan Inklusif di Jabar
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar [suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat Deddy Mizwar menyambut baik dan memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas terelenggaranya kegiatan Festival Seni Anak Berkebutuhan Khusus Se-Jawa Barat 2017 yang dihelat di Museum Sribaduga, Jalan BKR Bandung.

Wagub Jabar Deddy Mizwar mengatakan ajang unjuk kebolehan para Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) tersebut, dapat dimanfaatkan sebagai channel informasi bagi para orang tua dan masyarakat luas untuk lebih mengetahui tentang tumbuh-kembang, kemandirian dan kemampuan para Peserta Didik ABK.

Selain itu tentunya, kegiatan tersebut juga menjadi media yang efektif bagi para Peserta Didik dalam mengekspresikan minat, bakat, dan potensi kecerdasan atau bakat istimewa masing-masing di bidang seni.

"Festival ini juga dapat menjadi wahana apresiasi kita terhadap keberhasilan SLB-SLB yang ada di Jawa Barat dalam memberikan layanan pendidikan khusus, sekaligus apresiasi kita terhadap kemampuan yang dimiliki para Peserta Didik ABK, serta menjadi dorongan bagi para stakeholders untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap kemajuan dunia pendidikan khusus di Jawa Barat," kata Wagub Deddy Mizwar.

Deddy Mizwar juga menuturkan pada tahun 2011, Jawa Barat telah mendapatkan anugerah Inclusive Award dari Pemerintah. Kemudian pada tahun 2013 Jawa Barat juga mendapat kebanggaan dan kehormatan, yaitu dengan ditetapkannya Jawa Barat sebagai Provinsi Inklusif oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Oleh sebab itu, sebut Deddy, Jawa Barat telah melakukan berbagai ikhtiar untuk memberikan pelayanan publik yang terbaik, termasuk melalui Penyelengaraan Pendidikan Inklusif.

"Hal ini karena kami menyadari sepenuhnya bahwa lahirnya paradigma Pendidikan Inklusif, sarat dengan muatan kemanusiaan dan semangat penegakan hak-hak asasi manusia," ujar Deddy.

Adapun inti dalam paradigma Pendidikan Inklusif, tutur Deddy, yaitu sistem pemberian layanan pendidikan dalam keberagamaan, sedangkan falsafahnya yaitu menghargai perbedaan semua anak tanpa memandang kondisi fisik, mental, intelektual, sosial, emosi, ekonomi, jenis kelamin, suku, budaya, tempat tinggal, bahasa, dan sebagainya.

Dengan kata lain, pengembangan Pendidikan Inklusif merupakan sebuah strategi dalam upaya mempercepat peningkatan kualitas kehidupan, daya saing serta kehormatan dan martabat bangsa.

Lebih lanjut, Deddy menjelaskan, bahwa pada tataran operasional, layanan pendidikan perlu menggeser pola segregasi menuju pola inklusi, dengan konsekuensi logis penyelenggaraan pendidikan di sekolah umum dan kejuruan harus lebih terbuka bagi semua individu, serta mengakomodasi semua kebutuhan sesuai dengan kondisi masing-masing individu, ramah dan tidak diskriminatif terhadap semua anak, termasuk Anak Berkebutuhan Khusus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI