Mereka juga melarang staf konsulat dan keluarga mereka ke Tepi Barat atau Kota Lama Yerusalem, kecuali dalam keadaan bisnis resmi dan ditemani pihak keamanan.
Langkah Trump ini memicu reaksi negatif dari berbagai negara dan partai-partai politik di Timur Tengah.
Trump dikabarkan "mendiskusikan keputusan mengenai Yerusalem" dalam sejumlah perbincangan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Raja Abdullah dari Yordania, Presiden Mesir Abdel Fateh Al Sisi, dan Raja Salman dari Arab Saudi.
Transkrip perbincangan telepon itu mengatakan "Presiden AS memastikan komitmennya terhadap memajukan perundingan perdamaian Israel dan Palestina, serta pentingnya mendukung perundingan itu".