Suara.com - Orang Jakarta saban hari menghasilkan tujuh ribu ton sampah. Catatan selama Januari - November 2017 saja mencapai sekitar 2,3 juta ton yang terdiri dari 54 persen sampah organik dan 14 persen plastik.
Gubernur Anies Rasyid Baswedan mengatakan masalah ini menjadi masalah bersama.
"Komitmen ini di Jakarta akan kita laksanakan serius. Pasukan (Kepala Dinas Lingkungan Hidup) Pak Isnawa pasukannya keliling, namanya pasukan oranye. Dimana-mana bersihkan sampah," ujar Anies di pintu air Manggarai, Jalan Tambak, Jakarta Pusat, Selasa (30/1/2018).
Jakarta berkomitmen untuk mengurangi 30 persen sampah organik dan 70 persen sampah plastik sampai tahun 2025.
Anies mengajak warga berperan. Janganlan warga selalu menganggap pemerintah sebagai penyedia jasa kebersihan.
"Kami ingin menuju ke tahap 3.0, dimana warga berperan aktif dalam menjaga lingkungan dengan cara gotong royong," kata Anies.
Anies mengingatkan adanya kegiatan gerebek sampah. Kegiatan rutin ini melibatkan petugas dan warga untuk gotong royong menjaga kebersihan lingkungan.
"Harapanya bukan sekedar pemerintah yang melakukan (kebersihan) tapi yang nggak kalah penting menggerakkan warga untuk menyadari," katanya.
Minggu (28/1/2018), Anies ikut kegiatan petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum beserta Dinas Sumber Daya Air mengeruk lumpur anak kali Krukut, Kebon Melati, Tanah Abang.
"Petugas kita bersihkan, tapi dua sampai tiga jam kotor lagi. Harapannya nanti terjadi perubahan di masyarakat," katanya.
Dalam kunjungan ke pintu air Manggarai, Anies bersama Duta Besar Norwegia Vegard Kalee, Duta Besar Denmark Rasmus A. Kristensen, dan Deputi Bidang Kedaulatan Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Havas Oegroseno kemudian meninjau pintu air Manggarai.
Berbagai upaya disiapkan pemerintah untuk mengurangi sampah, di antaranya membangun bank sampah.
Sampah warga Jakarta mayoritas dibawa ke Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu di Kota Bekasi, Jawa Barat.