"Kritik itu juga penting untuk memperbaiki kebijakan yang ada saat ini," tukasnya.
"Belum tentu pemerintah betul. Belum tentu pemerintah benar. Kalau yang salah ya mesti ada yang mengingatkan dengan kritik," imbuh Jokowi.
Meski siap menerima kritik, Jokowi mengatakan kritik beda dengan mencela, kritik beda dengan mencemooh, dan kritik beda dengan fitnah.
"Kritik dengan nyinyir beda lagi. Kritik dengan menghujat juga beda. Kritik dengan fitnah beda. Kritik itu penting untuk memperbaiki kebijakan yang ada, tetapi kritik itu harus berbasis data," kata Jokowi.
"Kritik itu harusnya tidak asbun, asal bunyi, tidak asal bicara, kritik mestinya dimaksudkan untuk mencari solusi, kritik itu mestinya dimaksudkan untuk mencari kebijakan yang lebih baik," tegasnya.