Cerita Nestapa dari Pinggir Danau Toba

Bangun Santoso Suara.Com
Jum'at, 22 Juni 2018 | 10:32 WIB
Cerita Nestapa dari Pinggir Danau Toba
Tim evakuasi gabungan melakukan pencarian korban KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Simalungun, Sumatra Utara, Selasa (19/6).

Korban yang ditemukan tidak bernyawa itu telah dievakuasi petugas ke puskesmas di Tigaras, Kabupaten Simalungun.

Hingga kini, tercatat 19 orang ditemukan selamat dan tiga orang meninggal dunia, yakni Tri Suci Wulandari, Aceh Tamiang, Fahrianti (47) warga Jalan Bendahara Kelurahan Pujidadi Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai, dan seorang lagi wanita yang belum diketahui identitasnya.

Petugas masih melakukan pendataan terhadap penumpang yang selamat agar dapat diketahui pihak keluarga mereka.

Jumlah Penumpang Tak Jelas

Pencarian korban tenggelamnya Kapal Motor Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Parapat, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. (Dok BNPB)

Mengenai jumlah penumpang KM Sinar Bangun masih simpang siur, sedangkan petugas masih melakukan pendataan secara objektif.

Kapal kayu KM Sinar Bangun mengangkut ratusan penumpang, diperkirakan tenggelam sekitar satu mil dari dermaga Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Senin (18/6) sekitar pukul 17.30 WIB.

KM Sinar Bangun mengalami musibah akibat pengaruh cuaca buruk berupa angin kencang dan ombak cukup besar.

Penumpang Selamat Trauma Penumpang yang selamat pada peristiwa tenggelamnya kapal penumpang kayu KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Sumatera Utara, masih mengalami trauma.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Usai Argentina Dipecundangi Kroasia

Ditemui di sela-sela perawatan di Simalungun, Rabu, Jamuda (17), warga Nagori (Desa) Sibunga-bunga, Kecamatan Jorlang Hataran, dan Heri Nainggolan (23), warga Panei Tonga, Kecamatan Pane, di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, terlihat tegang saat diminta menceritakan situasi kejadian tersebut.

Jamuda spontan menggeleng-gelengkan kepala dengan mimik ketakutan dan memeluk kerabatnya, mendapat tepukan serta elusan di punggung membuatnya tenang kembali.

"Kami berenam pergi berlibur ke Samosir, dan saya sendiri yang selamat," katanya.

Jamuda dan lima rekannya berada di posisi teratas kapal yang terdiri dari tiga tingkat, beserta ratusan penumpang lainnya mengarungi perairan Danau Toba dari Pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir, menuju Pelabuhan Tiga Ras, Kabupaten Simalungun, dengan kondisi cuaca hujan dan angin kencang.

Sewaktu kapal mulai oleng dan sebelum terbalik, Jamuda melompat dari kapal dan berenang menjauhi titik tenggelamnya kapal tersebut.

"Kira-kira 10 menit, aku lihat kapal feri, aku berenang mengejar dan ditolong naik," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI