Demi Festival Nomoni, Fotografer Kemenpar Malah Alami Gempa Palu

Minggu, 07 Oktober 2018 | 18:00 WIB
Demi Festival Nomoni, Fotografer Kemenpar Malah Alami Gempa Palu
Fotografer Kemenpar, Bambang. (Dok: Kemenpar)

“Alhamdulillah kami bisa naik mobil. Ternyata, pengemudinya polisi dan di sebelahnya, komandannya. Polisi itu juga baru saja lolos dari runtuhnya mal saat mengantre pengambilan nomor dada acara maraton,” Bambang mengisahkan.

Di perjalanan, ada seorang perempuan gemuk mengetuk kaca. Ia meminta ikut karena sudah tidak kuat berjalan. Perempuan ini juga kehilangan suaminya.

Akhirnya kita duduk bertiga di belakang.

Di perjalanan, Suzan berkali-kali memberitahu kendaraan lain agar kembali ke arah jalur evakuasi, sebab banyak yang tak tahu jalur evakuasi. Mereka justru mendekat arah pantai.

Sepanjang perjalanan ke atas, kami melihat beberapa jalan aspal terbelah ke atas dan ambrol. Membuat jalur jadi macet.

Akhirnya, kami sampai di rumah dinas Kapolda Sulteng. Sebagian tembok pagarnya runtuh dan di dalam rumahnya porak poranda.

Di tempat inilah, Bambang akhirnya bisa berganti baju. Ia pun dipinjamkan celana pendek dan sarung.

“Malam itu, aku diberikan makan. Walau cuma masuk sedikit, tapi lumayan terisi. Aku diberikan obat untuk luka-luka di kakiku,” katanya.

Bambang sempat mengajak Suzan untuk kembali ke hotel, yapi Suzan tidak mau. Suzan sendirilah yang ingin kesana.

Baca Juga: Festival Pesona Raja Ampat 2018 Jadi Incaran Turis Mancanegara

Ia minta diantar motor polisi, sekaligus mencari tahu teman-teman yang lain.

Tak lama, Suzan datang dan mengabarkan hotel kami roboh. Menurutnya, masih ada upaya evakuasi terhadap korban yang terjebak di dalam hotel.

“Saya bingung mau mengabarkan kondisi kepada keluarga dan teman-teman, karena HP saya tertinggal di tas kamera yang terbawa di mobil teman. Jaringan telekomunikasi terputus. Listrikpun mati," katanya.

Di rumah Polda ada yang pakai HP dan kadang masih ada jaringan. Suzan langsung mengirim kabar bahwa kami aman.

Esoknya, kami dengar beberapa orang sudah terdeteksi ada di Bandara, termasuk Nana Sefriano dan temen2 GenPI.

“Kami diantar mobil pickup pedagang material ke Bandara. Kami bertemu teman-teman dengan linangan air mata. Saat di bandara, kami mendengar akan ada pesawat Hercules yang akan datang. Kita akan mencoba menumpang pesawat itu, walaupun harus membayar,” katanya.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

REKOMENDASI

TERKINI