Suara.com - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA melakukan jajak pendapat yang menghasilkan informasi bahwa selama dua bulan tahapan kampanye, tak ada lonjakan elektabilitas kedua pasangan Capres dan Cawapres peserta Pilpres 2019.
Hasil survei LSI pada Agustus lalu, elektabilitas Jokowi-Maruf mencapai 52.2 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 29.5 persen. Sementara pemilih yang belum menentukan pilihan 18.3 persen.
“Survei November 2018, elektabilitas Jokowi-Maruf 53.2 persen, elektabilitas Prabowo-Sandi 31.2 persen. Dan mereka yang belum menentukan pilihan sebesar 15.6 persen," kata Peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar dalam konfrensi pers di kantornya, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (6/12/2018).
Dia menjelaskan, pada September dan Oktober tahun ini, pihaknya juga merekam tingkat presentase suara kedua kandidat. Namun, tak ada peningkatan suara yang signifikan kedua paslon selama dua bulan kampanye berjalan.
"Jarak suara kedua kandidat masih tetap di atas 20 persen, dengan keunggulan Jokowi – Maruf Amin dibandingkan Prabowo – Sandiaga," ujar dia.
Menurutnya, salah satu faktor karena berbagai isu dan program yang sosialisasikan ke masyarakat tidak memiliki efek elektoral signifikan terhadap pemilih secara luas. Pasalnya isu-isu yang disampaikan tidak substansial.
"Isu-isu tersebut lebih banyak menjadi sensasi dalam diskursus publik selama masa kampanye dan tak banyak berpengaruh pada naik turunnya suara capres," ungkapnya.
Rully memaparkan, ada sejumlah isu dan program yang muncul, ramai dalam pemberitaan dan percakapan di media sosial.
Namun, efek elektoralnya tidak terlalu signifikan karena tingkat pengenalan terhadap isu tersebut di bawah 50 persen.
Baca Juga: Siswi Ngaku Diperkosa di SMP Barunawati 2 Cemarkan Nama Baik Sekolah
Pengenalan terhadap isu diukur dalam survei nasional LSI Denny JA yang lebih menjamin representasi terhadap keseluruhan populasi pemilih. Baik pemilih di perkotaan maupun pemilih di pedesaan. Baik pemilih yang mengakses media sosial maupun pemilih yang tidak mengakses media sosial.
Popularitas isu-isu aktual yang diuji dalam survei antara lain, Isu Tampang Boyolali dengan popularitas isu sebesar 28.8 persen.
“Dari mereka yang tahu pernyataan capres Prabowo Subianto tentang Tampang Boyolali, sebesar 65.8 persen menyatakan tidak suka dengan pernyataan tersebut. Sementara mereka yang menyatakan suka hanya sebesar 9.3 persen,” tutur dia.
Lalu, kunjungan Prabowo ke Gempa Lombok diketahui oleh 27.4 persen pemilih. Dari mereka yang tahu kunjungan Prabowo tersebut, sebesar 91.4 persen menyatakan suka, sementara sebesar 3.2 persen menyatakan tidak suka.
Rapat Tahunan IMF di Bali diketahui oleh 19.2 persen pemilih. Mereka yang tahu adanya rapat tahunan di Bali, sebesar 49.5 persen menyatakan tidak suka dengan kegiatan tersebut, sementara 33.5 persen menyatakan suka dengan rapat tahunan IMF tersebut.
Kemudian, pernyataan Prabowo bahwa jika terpilih sebagai presiden maka tidak akan melakukan kegiatan impor diketahui oleh 18.7 persen pemilih.