Suara.com - Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, Faldo Maldini, berdebat sengit alias twitwar dengan komika Arie Kriting melalui jejaring sosial Twitter.
Twitwar berawal dari kicauan Faldo Maldini di akun @FaldoMaldini memaknai arti people power alias kekuatan rakyat, sebuah ancaman yang sempat dilontarkan oleh politikus gaek, Amien Rais.
Dalam kicauan yang dikutip SUARA.com, Jumat (5/4/2019), bahkan Faldo Maldini menyebut pihak yang alergi terhadap people power merupakan orang yang sedang halusinasi.
"Demokrasi bermakna 'rule of the people'.'To rule', maka 'the people' butuh 'power'. Yang alergi sama 'people power', kayaknya lagi halusinasi," cuit Faldo Maldini pada 3 April 2019.
Cuitan tersebut ditanggapi oleh Arie Kriting melalui akun @Arie_Kriting yang mempertanyakan wujud konkret people power seperti di kicauan Faldo Maldini.
"Selamat malam, jadi kongkritnya bagaimana tuh wujudnya people power?" kicau Arie Kriting.
Faldo Maldini menyebut banyak bentuk dari people power dengan melampirkan beberapa referensi.
"Kongkretnya banyak, Bro: protes, boycott, civil disobedience, dsb. Saya kasih referensi ya: (Tilly: 2008), (Tarrow, McAdam, &Tilly: 2001), (Diamond:1994), & (Skocpol: 1979). Nah segitu dulu. Semoga budaya literasi kita semakin baik di pemerintahan yang baru, minimal melampaui Sinchan," cuit Faldo Maldini.
Namun, Arie Kriting merevisi penjelasan Faldo Maldini. Arie Kriting menegaskan pertanyaannya terkait pengerahan people power yang dimaksud oleh Amien Rais dalam pernyataannya.
"Yang saya tanyakan itu kongkret dari pengerahan 'People Power' yang dimaksud oleh Amien Rais. Bukan penjelasan tekstual gitu. Kalau cuma itu sih browsing bentar juga ada. Ngapain saya nanya. Yang dimaksud Amien Rais itu kongkretnya akan seperti apa?" kicau Arie Kriting.
Faldo Maldini berkicau dengan membubuhkan tanda seru. Dia meminta Arie Kriting memahami yang dia kicaukan. Kembali, Faldo Maldini menegaskan revolusi tanpa darah Amien Rais.
"Perintah Allah pertama itu adalah iqra! Pahami dong yang saya bilang, referensi udah saya kasih. Sudah saya jawab. Semua opsi itu mungkin kalau yang dibilang Pak Amien revolusi tanpa darah, seperti strike, protes, boycott, dan lain-lain. Yang jelas bukan yang pakai darah: riot, teror, rebelion, dan sebagainya," cuit Faldo Maldini.
Pun Arie Kriting mempertanyakan alasan harus ada revolusi dan mengerahkan rakyat. Seolah, menurut Arie Kriting, ada degradasi proses demokrasi saat ini.
"Ya kenapa harus revolusi? Pakai kerahkan rakyat pula. Semacam ada degradasi dalam proses berdemokrasi saat ini. Segala mau revolusi lah. Perasaan 2004 sampai 2014 nggak pernah ada bahasa pengen revolusi. Kenapa kalian setegang itu sih? Mau ganti sistem sekalian?" kicau Arie Kriting.
Faldo Maldini pun mempertanyakan anggapan degradasi demokrasi dari revolusi yang dimaksud dalam cuitannya. Pun dia menyindir revolusi mental yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.