Pelintir Riset tentang LGBT, Politikus PKS Dimarahi Para Peneliti Asing

Rabu, 11 Desember 2019 | 13:25 WIB
Pelintir Riset tentang LGBT, Politikus PKS Dimarahi Para Peneliti Asing
Ilustrasi LGBT. (Shutterstock)

Suara.com - Eks caleg PKS pada Pemilu 2014 Dwi Estiningsih mendapatkan teguran dari beberapa peneliti asing.

Pasalnya, Dwi telah salah menafsirkan artikel para peneliti mengenai Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) dalam jurnal internasional, yang olehnya dipakai untuk mengampanyekan anti-LGBT.

Awalnya, Dwi melalui akun Twitternya @estiningsihdwi membuat sebuah utas mengenai LGBT.

Ia menolak keras keberadaan LGBT dan menyebut kaum homoseksual sebagai orang pengidap gangguan kejiwaan.

Pernyataannya itu berusaha ia buktikan dengan mengutip sejumlah artikel jurnal luar negeri.

Namun, Dwi salah menafsirkan artikel jurnal tersebut hingga mendapatkan protes dari para peneliti.

Salah satu artikel ilmiah yang Dwi kutip adalah karya Nelson Eugene Walls. Dengan mengutip artikel Nelson, perempuan asal Yogyakarta itu menyebut mayoritas responden LGBT mengalami depresi dan pernah melakukan bunuh diri.

"Mayoritas responden #LGBT ; 59% mengalami episode depresi, dengan 22,3% pernah melakukan percobaan bunuh diri," tulis Dwi seperti dikutip Suara.com, Rabu (11/12/2019).

Seorang warganet langsung mengirimkan pesan melalui email kepada Nelson Eugene Walls dan cepat mendapat direspons.

Baca Juga: Kemenag: Indeks Kerukunan Beragama 2019 Naik Tipis

Nelson langsung membuat akun Twitter untuk membalas cuitan-cuitan Dwi yang telah menyesatkan publik dengan menggunakan jurnal karyanya.

Dwi Estiningsih ditegur para peneliti asing (Twitter)
Dwi Estiningsih ditegur para peneliti asing (Twitter)

Berikut jawaban Nelson:

Anda telaah melakukan dekontekstualisasi hasil penelitian kami untuk aktivisme sosiopolitik anti-LGBTQ anda.

Dalam penelitian kami sangat jelas menyatakan 'Meskipun temuan ini dapat diartikan sedemikian rupa untuk membuat patologi remaha minoritas seksual yang terbuka tentang orientasi seksual mereka dan identitas gender. Kami memperkirakan ini seperti refleksi dari permusuhan yang parah dari lingkungan, remaja dan dewasa harus menegosiasikan identitas mereka dipandang negatif.'

Jika anda akan mengutip penelitian akademis setidaknya jujurlah. Saya dan rekan penulis memiliki komitmen kuat terhadap keadilan bagi kaum muda dan remaja LGBTQ. (Tindakan) anda menggunakan karya kami untuk agenda homofobia adalah menjijikkan," ungkap Nelson Eugine Walls.

Selain itu, ada peneliti Brian Mustanskiyang turut memberikan teguran kepada Dwi lantaran salah menafsirkan jurnalnya berjudul 'Mental Health Disorders, Psychological Distress, and Suicidality in a Diverse Sample of Lesbian, Gay, Bisexual,and Transgender Youths'.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI