Suara.com - Komandan pengawal revolusi Iran, Qassem Soleimani, tewas terbunuh dalam serangan udara Amerika Serikat di Baghdad, Irak, Jumat (3/1/2020), waktu setempat. Soleimani merupakan salah satu tokoh terpopuler di Iran serta dipandang sebagai musuh mematikan oleh AS dan sekutunya.
Seperti dialihbahasa Suara.com dari The Times of Israel, Soleimani merupakan kepala pasukan elit Quds Iran. Dia telah menggunakan pengaruh regionalnya secara terbuka sejak 2018. Kala itu terungkap, dia terlibat langsung dalam pembicaraan tingkat atas soal pembentukan pemerintah Irak.
Tidak mengherankan saat itu bagi sesosok pria yang telah menjadi poros mediasi hubungan yang kuat di kawasan tersebut selama dua dekade. Sejak itu, Soleimani sering keluar masuk Baghdad, termasuk sebulan belakangan ketika partai-partai di Irak berupaya membentuk pemerintahan baru.
Meski hidupnya tetap berada dalam bayang-bayang, Soleimani dalam beberapa tahun terakhir menjadi selebriti dadakan di Iran dengan banyak pengikut di jejaring sosial Instagram.
Pamornya tiba-tiba naik ketika didaulat menjadi wajah publik dari intervensi Iran dalam konflik Suriah sejak 2013. Sosoknya muncul dalam bentuk foto-foto di medan perang, dokumenter bahkan dalam video musik hingga film animasi.
Dalam sebuah wawancara yang jarang ditayangkan di televisi negara Iran pada Oktober, dia mengaku berada di Lebanon selama perang Israel-Hizbullah pada 2006 untuk mengawasi konflik.
Bagi para pemuja dan musuhnya, Soleimani adalah arsitek utama pengaruh regional Iran yang memimpin perang melawan pasukan jihadis dan memperluas bobot diplomatik Iran di Irak, Suriah dan sekitarnya.
"Bagi Syiah Timur Tengah, dia adalah James Bond, Erwin Rommel dan Lady Gaga digabung menjadi satu," tulis mantan analis CIA, Kenneth Pollack dalam profil untuk 100 orang paling berpengaruh di Time pada 2017.
"Ke Barat, dia bertanggung jawab mengekspor revolusi Islam Iran, mendukung teroris, menumbangkan pemerintah pro-Barat dan mengobarkan perang asing Iran," tambah Pollack
Baca Juga: Presiden Iran Serukan Balas Dendam ke AS atas Kematian Jenderal Soleimani
Dengan Iran yang dilanda protes dan masalah ekonomi dalam negeri serta AS yang lagi-lagi meningkatkan tekanan dari luar, beberapa orang Iran bahkan meminta Soleimani untuk memasuki politik dalam negeri.
Sementara dia menepis rumor bahwa suatu hari akan mencalonkan diri sebagai presiden. Sang jenderal pun memainkan peran kunci dalam politik tetangga Iran, Irak.
Selain pembicaraan tentang pembentukan pemerintah, dia sangat penting menekan orang-orang Kurdi Irak untuk meninggalkan rencana kemerdekaan setelah referendum yang dinilai buruk pada September lalu.
Keberuntungan Soleimani habis setelah diisukan mati beberapa kali dalam hidupnya. Insiden itu termasuk kecelakaan pesawat 2006 yang menewaskan pejabat militer lainnya di Iran barat laut dan pemboman 2012 di Damaskus yang menewaskan pembantu utama Assad.
Baru-baru ini, desas-desus beredar pada bulan November 2015 bahwa Soleimani terbunuh atau terluka parah pasukan pimpinan yang setia pada Assad ketika mereka bertempur di sekitar Aleppo, Suriah.
Pengambil keputusan