Kemewahan Hidup Kakek Martoyo Menikmati Senja di Tepi Danau Sunter

Selasa, 18 Februari 2020 | 07:10 WIB
Kemewahan Hidup Kakek Martoyo Menikmati Senja di Tepi Danau Sunter
Martoyo penghuni istana sederhana di pinggir Danau Sunter. [Suara.com/Erick Tanjung]

Suara.com - Langit di Utara Jakarta terlihat mendung di sore itu. Kala Martoyo tengah merebus air di atas tungku berbahan bakar kayu dan ranting kering di gubuknya pada Kamis, 6 Januari 2020.

Selang beberapa menit, air yang direbus pun mendidih. Sekedar menjamu, Martoyo menawari tamunya untuk bersama menikmati teh hangat di gubuk sederhana hasil karyanya. Meski dalam kondisi serba kekurangan, Martoyo tetap menjamu tamunya dengan minuman teh andalannya.

Di dalam gubuknya tampak satu deret rak dari papan. Di atasnya berjejer beberapa toples berisi gula, teh dan garam.

Martoyo menyeduh teh dalam gelas plastik. Sembari itu, ia melinting rokok tembakau yang dicampur cengkeh. Aroma asap rokoknya sangat kental dengan tembakau lokal.

****

Gubuk itu tidak beralaskan apa-apa, hanya tanah kering. Pada beberapa bagian, tiang kayu-kayu bekas berdiri menyangga atap yang terbuat dari perpaduan daun kelapa kering dan plastik.

Pun dindingnya berbahan dasar triplek. Meski tak terlalu kokoh karena hanya diikat tali tanpa dipaku, Maryanto tampak bahagia hidup di dalam 'istana sederhana yang dirakit sendiri.

Bukan lantaran ingin hidup hemat, tetapi memang Maryanto tak lagi memiliki uang untuk membeli paku membangun tempat tinggalnya itu. Bagunan kayu berukuran 2 x 2 meter persegi itu hanya disambung-sambung dengan ikatan tali.

“Nggak ada uang buat beli paku,” katanya kepada Suara.com

Baca Juga: Kemensos Siap Capai Target Penurunan Angka Kemiskinan hingga 7 Persen

Gubuk itu tampak sudah reyot, atapnya kalau hujan bocor. Dia telah mengumpulkan kayu-kayu bekas untuk memperbaiki gubuknya yang tiris dan goyah itu.

Namun kakek 77 tahun ini ragu untuk merenovasi gubuknya, khawatir nanti digusur oleh Satpol PP. Mengingat kawasan itu sedang tahap renovasi oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Gubuk itu terletak di tepi Danau Sunter, Jakarta Utara. Di sepanjang tepi danau tampak orang-orang duduk memancing.

Martoyo saat menjamu tamu di gubuk reotnya. [Suara.com/Erick Tanjung]
Martoyo saat menjamu tamu di gubuk reotnya. [Suara.com/Erick Tanjung]

Sebuah pemandangan yang sangat kontras, menggambarkan bagaimana ketimpangan hidup warga Ibu Kota. Gubuk Martoyo halaman depannya danau.

Sementara itu di seberang danau berdiri kokoh rumah-rumah megah, komplek Agung Podomoro dan apartemen mewah. Sedangkan di belakang gubuk adalah dealer mobil Astra Daihatsu. Di sekitar kawasan itu perumahan elite.

Martoyo hidup sebatang kara di gubuk reyot itu. Depan pintu gubuknya parkir sebuah sepeda dengan kondisi roda depan kempes. Di halamannya ada kadang ayam berukuran kecil untuk tiga ekor ayam. Di samping kandang itu teronggok tumpukan karung berisi botol botol plastik bekas air mineral, hasil memulung.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI