Suara.com - Di tengah situasi darurat akan pandemi virus corona atau Covid-19, situasi di Negara India kini tengah menjadi sorotan. Muncul kekacauan selepas pemerintah setempat menerapkan sistem lockdown guna memerangi teror virus corona.
Sebelumnya, Perdana Menteri Narendra Modi menetapkan lockdown selama 21 hari pada Minggu (22/3/2020). Ia meminta warganya bersabar, tetap bertahan selama 14 jam di rumah masing-masing selama tiga pekan ke depan.
Namun, belakangan kebijakan tersebut justru memicu kegaduhan lantaran warga melanggar aturan yang telah ditetapkan.
Banyak pihak yang menilai, India terlalu gegabah menerapkan lockdown tanpa menimbang situasi dan kondisi warga negaranya.
Lantas apa saja pemicu kekacauan tersebut?
1. Warga Panik Kehilangan Pemasukan

Otoritas India memberlakukan lockdown dengan menutup rumah warga dan mengunci semua fasilitas umum mulai dari sarana transportasi, perkantoran toko hingga area berkumpul lainnya.
Warga diharapkan bisa bertahan di rumah 7-9 jam setiap harinya dan tidak mendatangi fasilitas umum selama lockdown.
Akan tetapi keputusan ini malah membuat warga dilanda kepanikan, khususnya bagi mereka yang bekerja sebagai buruh di kota.
Baca Juga: Desak Jokowi Tiru Nyali Pejabat Daerah, Fadli Zon: Lockdown Segera!
Dikutip dari BBC, Senin (30/3/2020), berdasarkan data Organisasi Pekerja Internasional, setidaknya 90 persen tenaga kerja India bekerja di sektor informal seperti pedagang kaki lima, petugas keamanan, sopir angkutan dan buruh.
Mereka terancam kehilangan penghasilan ketika lockdown berlaku selama tiga pekan. Apalagi kebanyakan dari mereka juga tidak memiliki tabungan atau sumber penghasilan lain untuk menunjang kehidupan.
Akibatnya, ribuan buruh memilih untuk pulang kampung halaman masing-masing dengan berjalan kaki setelah fasilitas transportasi dihentikan. Mereka memenuhi sepanjang jalan ibu kota.
2. Subsidi Rakyat ke Mana?
Kebijakan lockdown memiliki dampak serius pada kondisi perekonomian warga. Menyadari akan hal itu, pemerintah India mengklaim akan memberikan subsidi senilai 22,5 juta US Dollar untuk warga yang berpenghasilan rendah selama lockdown.
Menteri Keuangan India Nirmala Sitharaman menyebutkan, subsidi untuk warga berupa bahan pangan dan dana yang bisa dicairkan secara langsung untuk memenuhi kebutuhan selama 21 pekan ke depan.