Vibrator, Cybersex, dan Onani: Cerita Cinta 5 Orang di Tengah Wabah Corona

Reza Gunadha Suara.Com
Selasa, 14 April 2020 | 13:21 WIB
Vibrator, Cybersex, dan Onani: Cerita Cinta 5 Orang di Tengah Wabah Corona
Ilustrasi Lockdown (Suara.com)

Bagaimana Anda bertemu dengan orang baru ketika Anda tidak yakin apakah Anda berdua bebas dari virus? Itu agak berisiko.

Saya sedang tidak menggunakan kencan online lagi sekarang karena saya menyadari hubungan itu tidak akan berjalan.

Sejujurnya, saya pikir kondisi ini tidak akan menjadi lebih baik dalam waktu dekat, terutama ketika kita masih tersembunyi di balik masker dan diam di dalam gelembung kecil kita sendiri.

Seorang apoteker memberikan suntikan kepada Jennifer Haller, dalam studi tahap pertama dari vaksin coronavirus pada 16 Maret 2020, di Kaiser Permanente Washington Health Research Institute di Seattle. (Foto: Ted S. Warren / AP / via npr.org)
Seorang apoteker memberikan suntikan kepada Jennifer Haller, dalam studi tahap pertama dari vaksin coronavirus pada 16 Maret 2020, di Kaiser Permanente Washington Health Research Institute di Seattle. (Foto: Ted S. Warren / AP / via npr.org)

Jeremy Cohen, 28 tahun, dari Brooklyn, Amerika Serikat

Cara saya untuk menyibukkan diri sendiri saat karantina di apartemen adalah dengan mulai mengambil foto orang-orang yang berada di atap bangunan sekitar saya untuk dijadikan album foto.

Beberapa hari lalu, saya melihat seorang perempuan di seberang jalan sedang menari di atap gedung apartemennya.

Saya sangat terpikat oleh energi yang dipancarkan. Saya pun kemudian pergi ke balkon apartemen dan melambaikan tangan kepadanya.

Lambaian tangan saya dibalas olehnya.

Saat itu juga, saya langsung merasakan koneksi dengannya dan ingin kenal lebih dekat dengannya.

Baca Juga: Ingin Mudik Pas Lockdown, Pria ini Pura-pura Mati Agar Diangkut Ambulans

Tanpa pikir panjang, kemudian saya menyalakan drone dan menempelkan catatan yang berisi nomor telepon saya ke drone dan menerbangkannya ke teras perempuan itu.

Dia lalu mengirimkan pesan ke saya satu jam kemudian dan kami mulai berbincang-bincang.

Kemudian, saya mengajaknya untuk kencan dan merencanakan itu dengan bantuan teman sekamarnya.

Dia berada di atapnya dan saya berada di atap saya dengan tata meja yang sama dan berhadapan—meja kecil, anggur dan makanan.

Kami pun berkomunikasi menggunakan panggilan video FaceTime sepanjang kencan dan kami bahkan dapat melihat satu sama lain dan saling melambaikan tangan.

Untuk kencan kedua, saya masuk dalam gelembung yang sebenarnya. Saya ingin berada sedekat mungkin dengannya tanpa benar-benar melewati batas.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI