"Saat Anda mengaku mengalami demam dan persoalan pernafasan sebelum meninggal, Anda mungkin diduga kuat mengidap Covid-19. Tapi bisa saja penyebabnya adalah hal lain," kata Vincent.
"Kematian kerap diawali infeksi, walau kadang-kadang gelajanya minor. Jika Anda tidak menjalani tes, Anda mungkin mengkaitkan banyak kematian dengan Covid-19 atau menyanggah seluruhnya."
"Itulah mengapa tingkat kematian akibat Flu Spanyol pada tahun 1918 sangat beragam," ujarnya.
Vincent tidak yakin apakah perhitungan kematian akan mengungkap gambaran utuh tentang penularan virus ini.
"Mencatat angka kematian akibat Covid-19 tidak ada artinya untuk mengevaluasi seberapa mematikan penyakit itu."
"Jumlah kasus yang ditangani rumah sakit mengungkap lebih banyak hal, tapi tidak termasuk kematian yang tidak mereka pegang," kata Vincent.
Menurut sejumlah pakar, banyak pemerintahan secara alamiah mengatur data kematian untuk mencegah kecemasan publik.
"Tapi tidak ada satupun pihak secara sengaha menutupi kasus kematian. Anda tidak bisa menyembunyikan kematian dalam jumlah besar," kata Prabhat Jha dari University of Toronto.
"Penelusuran jumlah kematian jauh lebih bisa dipercaya ketimbang menghitung kasus yang mengandung bias hasil tes. Namun kuncinya adalah memastikan semua kematian atau contoh acak kasus itu terdata," ujar Jha.
Baca Juga: Kata Ilmuwan Tentang Alasan Sulitnya Membuat Vaksin Virus Corona Covid-19
India barangkali melewatkan sejumlah kematian dan tidak mendiagnosis pasien secara tepat. Namun saat ini tidak terbantahkan bahwa tingkat kematian mereka rendah.
Meski begitu terlalu dini menyebut India telah menyembunyikan data kematian yang sesungguhnya.
"Jujur, kita belum tahu apakah itu benar atau tidak," kata seorang pakar kepada saya.