Iseng Ikut Kursus Ruangguru di Kartu Prakerja, Edy Ungkap Kejanggalan Ini

Kamis, 30 April 2020 | 13:07 WIB
Iseng Ikut Kursus Ruangguru di Kartu Prakerja, Edy Ungkap Kejanggalan Ini
Sertifikat yang diterima Agustinus dalam pelatihan online Kartu Prakerja. (Facebook/Agustinus Edy Kristianto)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Agustinus Edy Kristianto, mantan direktur Yayasan LBH Indonesia sekaligus jurnalis senior, membagikan pengalamannya ketika mencoba mendaftarkan diri dalam program Kartu Pra Kerja.

Ia menceritakan rincian kisahnya melalui Facebook yang ia bagikan pada Rabu (29/3/2020).

Agustinus mendaftar Kartu Prakerja pada 16 April 2020 lalu.

Lalu pada 29 April 2020 Agustinus lulus pelatihan dan mendapat sertifikat berjudul "Jurnalistik: Menulis Naskah Berita Seperti Jurnalis Andal" yang bertanda tangan Adamas Belva Syah Devara, CEO Skill Academy Ruangguru.

Sebagai seorang jurnalis, Agustinus bertanya-tanya mengapa Belva yang tidak pernah berkecimpung di dunia pers bisa menandatangani sertifikat tersebut.

"Sebuah sertifikat yang bukan dari pihak yang berkompeten dalam dunia pers, semacam Dewan Pers, Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS), atau Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerbitan Yogyakarta (LP3Y)," kata Agustinus dalam keterangannya.

Naluri penasaran Agustinus pun membuatnya mencari tahu bagaimana jual-beli kelas online dalam Kartu Prakerja itu berlangsung.

Ia membeli paket kelas online "Teknik Menulis Naskah Berita Seperti Jurnalis Andal" seharga 220 ribu rupiah.

Materi kelas online itu berupa 11 video dari Skill Academy. Namun, Agustinus memilih untuk tak menyelesaikan satu pun dari video-video itu.

Baca Juga: Kerugian Dunia Akibat Covid-19 Capai 9 Triliun Dolar AS

Ia langsung menggarap 12 soal ujian dalam waktu 5 menit dan langsung melampaui passing grade 55.

Keisengan Agustinus muncul saat mengisi rating penilaian dan review. Ia menuliskan "Salam 5,6 triliun" dalam kolom review.

Dalam tulisannya, Agus menggarisbawahi pesan yang ingin dia sampaikan dari aksinya ini.

"Terbukti bahwa sistem pemilihan peserta bisa meloloskan orang seperti saya, yang bukan merupakan sasaran peserta. Saya mengisi data sebagai wiraswasta, bukan korban PHK, pengurus dan pemegang saham perseroan pula (jika dicek ke Kemenkumham)," tulis Agustinus.

Iapun menyarankan kalau pemerintah memang ingin memberi pelatihan melalui Kartu Prakerja, ada baiknya jangan dilakukan pada saat-saat sulit seperti sekarang.

Pada akhirnya, Agustinus tak menggunakan sisa saldo dalam Kartu Prakerjanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI