Suara.com - Firooza Omar menyusui bayi-bayi korban perang di Afghanistan. Selasa (12/5/2020) pekan ini, setidaknya 24 orang, termasuk beberapa bayi yang baru lahir, sejumlah ibu, dan perawat, dibunuh secara brutal oleh kelompok militan bersenjata yang menyerang sebuah rumah sakit bersalin di ibu kota Afghanistan, Kabul.
Firooza, 27 tahun, mendengar tentang serangan itu di televisi. Dia memahami gawatnya situasi setelah mengobrol dengan teman-temannya dan melihat foto-foto mengerikan di media sosial.
"Saya menyusui anak saya sendiri dan saya menjadi emosional. Saya bisa melihat penderitaan bayi-bayi ini," kata Firooza Omar.
Dia sendiri adalah ibu dari bayi laki-laki berusia empat bulan.
Serangan bersenjata di rumah sakit Kabul 'kejahatan luar biasa' - korban tewas 24 orang 'Mereka menembak mati anjing peliharaan saya, karena saya perempuan' - kisah perempuan Afghanistan dan anjing kesayangannya Para perempuan yang bertaruh nyawa bersihkan Afghanistan dari ranjau darat.
Tatkala dia menyusui anaknya, pikiran tentang bayi-bayi yang menjadi yatim setelah dilahirkan, memenuhi pikirannya.
Welas asih dan keberanian
Dia lantas memutuskan pergi ke rumah sakit tersebut dan menolong bayi-bayi yang ditinggal mati ibunya.
Yang terjadi selanjutnya adalah tindakan welas asih, dan keberanian.
Baca Juga: Kematian akibat Corona Covid-19 di Amerika Lampaui Korban Perang Vietnam
"Ketika menjelang buka puasa [serangan terjadi saat Ramadhan, bulan suci umat Islam], saya memberi tahu suami saya tentang niat saya membantu bayi-bayi yatim."
Suaminya langsung setuju dan meyakinkannya bahwa dia akan mengawasi putra mereka.
Ketika itu, Pasukan Khusus Afghanistan telah menyelamatkan 100 perempuan dan anak-anak dari Rumah Sakit Dasht-e-Barchi dan memindahkannya ke Rumah Sakit Anak Ataturk, sekitar dua kilometer dari tempat tinggal Firooza.
Bayi-bayi menangis
Jarak yang dia tempuh dengan mobil barangkali pendek, tetapi berisiko, di kota yang dihantui trauma dan ketakutan setelah serangan brutal tersebut.
"Ketika saya pergi ke rumah sakit, saya melihat sekitar 20 bayi. Beberapa dari mereka terluka. Saya berbicara dengan perawat dan mereka mengatakan kepada saya untuk menyusui bayi yang kerap menangis."