Kisah Jurnalis Perang di Afghanistan: Tidak ada Berita yang Positif

Minggu, 17 Mei 2020 | 22:25 WIB
Kisah Jurnalis Perang di Afghanistan: Tidak ada Berita yang Positif
Perang di Afghanistan (BBC)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Kita tidak tahu apa yang ada di benak orang-orang yang menyerang rumah sakit bersalin dan membunuh sejumlah ibu dan bayi. Saya tidak mengerti," ungkap Baktash.

Tak lama setelah serangan di rumah sakit bersalin di Kabul, muncul berita lain tentang seorang pengebom yang membunuh sedikitnya 32 orang dalam acara pemakaman di kota Nangarhar, di wilayah timur Afghanistan.

Kelompok yang menyebut diri Negara Islam atau ISIS mengatakan berada di balik serangan pemakaman komandan polisi di Nangarhar yang dihadiri oleh ribuan orang tersebut.

"Remaja, pemuda terbunuh di masjid," jelas Baktash.

"Tiba-tiba seluruh negeri bertumpahan darah. Saya tahu ini adalah masa yang sulit bagi semua orang, tetapi Selasa itu adalah hari yang seram."

Awal tahun ini, sebetulnya muncul secercah harapan di Afghanistan, ketika Amerika Serikat dan kelompok militan Taliban meneken perjanjian penarikan pasukan Amerika.

Tetapi perundingan antara pemerintah Afghanistan dan Taliban gagal karena terganjal dengan pembebasan tahanan, dan kekerasan terus terjadi.

Perdamaian tampak jauh dari harapan, bahkan sebelum serangan pada Selasa itu.

"Kita tidak boleh membiarkan orang lupa," kata Baktash.

Baca Juga: Kisah Perempuan Berhijab Menyusui Bayi-bayi Korban Perang

"Kita harus menarik perhatian orang terhadap masalah ini."

"Masalah penyerangan terhadap rumah sakit bersalin dan pembunuhan terhadap ibu-ibu dan perawat dan bayi yang baru lahir...itu terlalu menyedihkan.

"Ketika kita berbicara dengan warga di Kabul, mereka berputus asa. Tidak ada akhirnya."

Taliban menyatakan tidak terlibat dalam serangan di rumah sakit Dasht-e-Barchi, tetapi Presiden Ashraf Ghani mengatakan kelompok militan itu mengabaikan seruan agar menghentikan kekerasan dan memerintahkan serangan terhadap mereka.

Pandemi virus corona menambah persoalan dan kekhawatiran yang dialami oleh warga Afghanistan dalam situasi yang sudah sulit.

Bahkan sebelum terjadi pandemi, banyak orang kesulitan mencari pekerjaan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI