Suara.com - Muhammad Nuh atau M Nuh, pemenang lelang motor Jokowi membuat pengakuan saat dihubungi oleh Ketua DPP Partai Berkarya Vasco Ruseimy.
Belakangan diketahui, penawaran harga hingga sebutan pengusaha besar bukan berasal dari M Nuh. Ia pun tertawa ketika disebut-sebut banyak orang sebagai pengusaha.
Hal ini terungkap dalam video yang diunggah ke kanal YouTube Macan Idealis pada Sabtu (23/5/2020).
Awalnya, Vasco bertanya, "Kalau dimana-mana informasi berita, katanya antum pengusaha besar dari Jambi, mau beli motornya Pak Jokowi."
"Itu dia orang yang bilang, ana enggak bilang ana pengusaha," jawab M Nuh sambil tertawa terbahak-bahak.
Saat dihubungi via video call oleh Vasco Ruseimy, M Nuh menceritakan detil kejadian bagaimana bisa dia memenangkan lelang motor bertanda tangan Presiden Joko Widodo. Padahal M Nuh adalah seorang buruh bangunan.
M Nuh mengira kegiatan lelang dalam konser yang digelar oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) adalah acara kuis.
"Itu sebenarnya pas ana buka sudah pertengahan dia kuis, pas lagi interaksi kuis," cerita M Nuh kepada Vasco.
Ia melanjutkan, "Saya lihat ada enam pilihan disitu, saya pilih nomor enam. Saya mulai telepon, mungkin ada lima-enam kali enggak masuk-masuk, Mungkin yang keenam atau ketujuh masuk gitu. Ana enggak nyangka."
Baca Juga: Panduan Kerja New Normal, Perusahaan Diminta Tak Terapkan Lembur
Begitu telepon tersambung, M Nuh langsung ditanya nama dan asalnya. Tapi dia masih belum paham acara tersebut.
M Nuh menuturkan, "Setelah masuk, itu langsung dia tanya ini dari siapa. Langsung saya jawab dari pak M Nuh, Kampung Manggis, Jambi."
"Ana kan ndak tahu ini, langsung ikutlah, ya boleh. Karena ana sudah lihat di TV, ana kira ini hadiah gitu," imbuhnya.
Pria asal Jambi ini mengaku pihak panitia acara sendiri yang menawarkan harga. Pada mulanya, M Nuh mulai mengikuti acara saat harga masih berkisar di angka Rp 1 miliar.
"Jadi, setelah itu yang menawarkan harga itu dia sendiri bukan saya. Waktu itu berapa ya, sekitar 500an (juta--red), satu miliar kalau enggak salah, dia nawari, kan rame waktu itu," ujar M Nuh.
"Setelah 2 miliar ana ikutin, pulsa HP ana habis. Sempet ana buang HP ana. Itu juga setelah ana buang HP ana, dia telepon lagi, bapak masih ikut, katanya gitu," imbuhnya.