Akibat Wabah Corona, India Krisis Pembalut Perempuan

Reza Gunadha Suara.Com
Senin, 25 Mei 2020 | 18:20 WIB
Akibat Wabah Corona, India Krisis Pembalut Perempuan
Dengan tutupnya sekolah, distribusi pembalut ke perempuan remaja juga terhenti, dan banyak daerah di India dilanda krisis pembalut. [BBC]

Banyak inisiatif serupa di India

Satu perusahaan pembuat pembalut menyalurkan 80.000 paket di Delhi dan Punjab. Polisi di beberapa kota seperti Bangalore, Hyderabad, Jaipur, Chandigarh, Bhubaneshwar dan Kolkata diperbantukan untuk menyalurkan kepada penduduk di daerah kumuh dan mmigran yang terjebak di kamp pengungsian.

Rumah sakit di India membantu kelahiran 100 bayi dari ibu-ibu yang terinfeksi Covid-19 Memprotes minimnya alat pelindung diri untuk lawan Covid-19, dokter dimasukkan ke rumah sakit jiwa Perusahaan India dan Pakistan akan produksi Remdesivir untuk 'perangi virus corona', namun 'itu bukan peluru ajaib'

Minggu ini partai yang berkuasa di India Partai Bharatiya Janata (BJP) mengumumkan akan memberi 600.000 paket kepada polisi untuk disalurkan kepada perempuan remaja di kawasan kumuh Delhi.

Tak hanya di desa, kekurangan pembalut juga menimpa, bahkan lebih buruk di pedesaan dan kawasan semi-urban, kata Shailja Mehta, dari Dasra, organisasi amal untuk urusan remaja.

“Hasil pembicaraan dengan mitra kami di beberapa negara bagian, kami dengar hanya 15% perempuan punya akses ke pembalut selama karantina.”

Masalah berawal ketika India menerapkan karantina tanggal 25 Maret, dan pembalut tidak dimasukkan ke dalam barang esensial yang tak dibatasi peredarannya.

Akibatnya, tanggal 29 Maret apotek, toko dan situs belanja daring kehabisan. Barulah pemerintah memasukkan sebagai barang esensial. Keterlambatan ini menyebabkan kehilangan waktu produksi selama 10 hari.

“Ketika pemerintah memperbolehkan kami beroperasi, butuh tiga sampai empat hari untuk membuka pabrik lagi karena perlu ada izin bagi pekerja kami,” kata Rajesh Shah, Presiden Asosiasi Feminine and Infant Hygiene India, kepada BBC.

Baca Juga: Soal Penanganan Pasca Badai Amphan di India, Ribuan Warga Kolkata Demo

Shah mengatakan produksi baru beroperasi sebagian karena ada kekurangan pekerja yang telah meninggalkan kota menuju kampung halaman mereka.

“Hanya 60% pabrik yang beroperasi, dan tak ada yang beroperasi dengan kapasitas penuh. Banyak terjadi kekurangan pekerja, atau pabrik yang terletak di kawasan tertutup sehingga tidak boleh buka. Juga ada gangguan terhadap pasokan dan distribusi”.

Dampaknya sudah terasa di berbagai daerah di India

Tanya Mahajan dari Menstrual Health Alliance of India (MHAI), adanya “gangguan yang signifikan” terhadap pasokan, terutama di daerah pedesaan terpencil.

“Yang pertama menderita, pasti yang terjauh jaraknya,” katanya.

“Di desa terpencil pembalut tak tersedia di toko setempat. Orang harus pergi ke kota terdekat yang jaraknya bisa 10-40 kilometer. Karena sekarang sedang ada pembatasan pergerakan, angkutan umum juga tidak ada”.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI