Bahkan, yang lebih parah adalah yang memang sudah berubah menjadi arang setelah dilalap si jago merah.
"Untuk sementara di masjid. Warga yang mengungsi di masjid, tidak terlalu banyak sekitar 10 orang karena mereka juga punya keluarga," katanya.
Selain mengungsi di masjid, mayoritas warga yang menjadi korban kebakaran di daerah itu, saat ini mengungsi ke rumah keluarga mereka masing-masing.
Sebab, rumah-rumah warga yang dulunya digunakan untuk bertahan hidup, sekarang sudah tidak dapat digunakan lagi.
Kondisi rumah-rumah warga di sana kini tinggal beralaskan tanah dan beratap langit.
"Mereka (warga) itu semua ada keluarganya sekitar 100-200 meter dari rumahnya yang terbakar. Jadi mereka ke rumah keluarganya," kata dia.
"Ada juga macam saya, mengungsi di masjid. Ada beberapa di Masjid, terus besoknya baru mengungsi ke rumah keluarganya," sambung Imran.
Kehilangan Mata Pencaharian
Untuk nasib pedagang di Pasar Senggol Makassar, katanya, sudah kehilangan mata pencaharian.
Baca Juga: Kemendikbud: Gedung Kejaksaan Agung Bukan Cagar Budaya
Tempat dan barang dagangan mereka semuanya ludes terbakar.
"Saat ini tidak bisa menjual karena habis semua terbakar. Sama sekali tidak bisa menjual, dia punya barang semua habis terbakar. Rumah saja habis, apalagi barang. Tempat tinggal ya tinggal puing-puing saja," jelas katanya.
Meski begitu, Imran masih bersyukur. Sebab, semua keluarganya selamat dari kobaran api ketika itu. Apalagi, bantuan untuk korban di lokasi kebakaran saat ini tetap lancar.
"Alhamdulillah saat ini lancar untuk makanan dan kebutuhan sehari-hari seperti pakaian. Kalau material tidak ada. Belum, masih ditunggu-tunggu kalau material tapi kalau untuk sumbangan-sumbangan makanan, pakaian, minuman-minuman Alhamdulillah lancar," katanya.
Pemasangan Hidran
Senada dengan Imran, warga lain, Firmansyah yang juga menjadi korban kebakaran Pasar Senggol Makassar, mengaku mengungsi di rumah tetangganya Rina setelah memohon dikasihani.