"Tentara Israel memukul saya dengan keras dan salah satu dari mereka menekan lututnya ke leher saya selama beberapa menit," katanya kepada The Associated Press.
"Saya tetap diam untuk menghindari lebih banyak tekanan pada leher saya, tetapi orang-orang menarik saya keluar." sambungnya.
Hannoun mengatakan dia menderita memar tapi tidak ada luka serius.
Pasukan lokal Palestina mengatakan puluhan pengunjuk rasa menderita akibat menghirup gas air mata yang ditembakkan langsung ke arah mereka oleh pasukan Israel.
Warga Palestina dan kelompok hak asasi Israel sering menuduh pasukan keamanan Israel menggunakan kekuatan yang berlebihan untuk membubarkan demonstran Palestina.
Tindakan berlutut di leher tersebut menjadi sorotan tajam akhir-akhir ini, semenjak meninggalnya George Floyd yang menimbulkan protes terhadap ketidakadilan rasial di Amerika Serikat. Beberapa orang Palestina telah berusaha untuk menghubungkan perjuangan mereka dengan gerakan Black Lives Matter.
Protes AS dipicu oleh pembunuhan George Floyd, seorang pria Afro-Amerika yang meninggal dalam tahanan polisi setelah seorang polisi berlutut di lehernya selama beberapa menit ketika dia berteriak bahwa dia tidak bisa bernapas.
Militer Israel mengatakan tindakannya itu "menunjukkan sikap bertahan diri" setelah Hannoun menolak ditangkap. Mereka juga mengatakan bahwa Hannoun diberi perawatan medis di tempat kejadian, sebelum dibebaskan.
"Sebagian video di media sosial, banyak diedit dan tidak mencerminkan kerusuhan kekerasan atau kekerasan terhadap pasukan [Israel] yang terjadi sebelum penangkapan," kata militer dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Hina Kesepakatan Israel - UAE Lewat Kartun, Kartunis Yordania Ditangkap
Pihak militer Israel menambahkan para pengunjuk rasa sebelumnya melempar batu dan "menyerang" tentara. "Video itu akan diperiksa beberapa hari mendatang," katanya.