“Kita tahu dampak pandemi ini sangat luar biasa, baik dari sisi kesehatan, maupun sosial ekonomi. Kita juga paham virus ini tidak mengenal batas negara. No one is safe until everyone is,” tambahnya.
Reformasi, revitalisasi, dan efisiensi Dalam pidatonya, Jokowi menyerukan agar PBB melakukan reformasi, revitalisasi, dan efisiensi.
Bahwa PBB harus lebih responsif dan efektif dalam menyelesaikan berbagai tantangan global. Sementara, negara-negara anggota menurutnya bertanggung jawab untuk memperkuat PBB agar tetap relevan dan semakin kontributif dengan tantangan zaman.
“PBB bukanlah sekedar sebuah gedung di kota New York tapi sebuah cita-cita dan komitmen bersama seluruh bangsa untuk mencapai perdamaian dunia dan kesejahteraan bagi generasi penerus,” ujarnya.
Selain itu, Jokowi juga menekan pentingnya memperkuat collective global leadership. Bahwa tidak masalah setiap negara memperjuangkan kepentingan nasionalnya dalam hubungan internasional.
Namun, tidak bisa dilupakan bahwa negara juga memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi menjadi bagian dari solusi bagi perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan dunia, katanya.
“Di sinilah dituntut peran PBB untuk memperkokoh collective global leadership. Dunia membutuhkan spirit kolaborasi dan kepemimpinan global yang lebih kuat untuk mewujudkan dunia yang lebih baik”.
Akses setara terhadap vaksin
Dalam penanganan COVID-19, Jokowi menyerukan perlunya memperkuat kerja sama untuk memastikan semua negara mendapatkan akses setara terhadap vaksin yang aman dan dengan harga terjangkau.
Baca Juga: Ajukan Raperda Penanganan Corona ke DPRD, Wagub DKI: Ini Instruksi Jokowi
“Vaksin akan menjadi game changer dalam perang melawan pandemi,” ujarnya.