Sayangnya, masyarakat tak bisa mendeteksi hal itu, lantaran bentuk atau wujud ideologi sangat abstrak.
“Jadi kalau ditanya ideologi PKI, kata para senior itu, ya Pancasila. So, kalau Pancasila ya berarti masih hidup. Kalau komunis kan secara institusi partainya saja sudah bubar, jadi sudah enggak ada.”

“Nah, secara ideologi, saya enggak tahu. (Terutama) kader-kader komunis underground (bawah tanah). Itu, apakah juga setuju dengan Pancasila seperti para seniornya yang telah tiada? Atau mereka bercita-cita ingin seperti komunisme di Uni Soviet dan RRC? Tapi intinya kan negara kita bukan kaisar atau feodalisme, tapi republik,” terangnya.
Penganut ideologi bawah tanah, kata Sukmawati, bukan hanya berasal dari pendukung komunisme saja, melainkan juga pendukung lainnya.
Salah satunya, kelompok Islam yang hendak mendirikan negara berdasarkan hukum-hukum keislaman. Kendati pemerintah melarang, mungkin ada sejumlah pihak yang menyimpan keinginan tersebut.
“Jadi kalau ideologi itu underground, bisa saja masih hidup, seperti juga yang bermimpi dan bercita-cita mendirikan negara Islam, itu underground kan masih ada. Misalnya, HTI dibubarkan, ah gampang ganti pakaian bisa. Tapi kan tetap, ideologi yang mereka inginkan adalah negara Islam,” kata dia.