Suara.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko ikut menanggapi isu kebangkitan PKI yang dilontarkan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo.
Moeldoko mengaku memahami setiap peristiwa yang ada di Indonesia, termasuk peristiwa kelam pada 30 September 1965 silam.
"Saya sebagai pemimpin yang dilahirkan dari akar rumput bisa memahami peristiwa demi peristiwa. Mengevaluasi peristiwa demi peristiwa," ujar Moeldoko, Kamis (1/10/2020).
Ia memastikan tidak mungkin isu kebangkitan PKI muncul secara tiba-tiba. Mantan panglima TNI ini menyebut ada kepentingan tertentu.
"Tidak mungkin datang secara tiba tiba. Karena spektrum itu terbentuk dan terbangun tidak muncul begitu saja. Jadi jangan berlebihan, sehingga menakutkan orang lain," kata dia.
"Sebenarnya bisa saja sebuah peristiwa besar itu menjadi komoditas untuk kepentingan tertentu," Gatot menambahkan.
Menurutnya ada dua pendekatan yang bisa dilakukan pemerintah dalam membangun kewaspadaan mengenai isu kebangkitan PKI.
Pertama kewaspadaan dibangun untuk menentramkan dan kedua kewaspadaan yang menimbulkan ketakutan.
"Bedanya disitu. Tinggal kita melihat kepentingannya. Kalau kewaspadaan itu dibangun untuk menenteramkan maka tidak akan menimbulkan kecemasan. Tapi kalau kewaspadaan itu dibangun untuk menakutkan, pasti ada maksud-maksud tertentu. Nah! Itu pilihan-pilihan dari seorang pemimpin," tutur Moeldoko.
Baca Juga: Tak Berizin, Gatot Bareng Pensiunan Tentara Deklarasi KAMI di TMP Kalibata
Pendekatan kewaspadaan untuk menentramkan masyarakat kata Moeldoko, menjadi yang utama.