Suara.com - Baru-baru ini Puan Maharani menuai kontroversi. Kontroversi Puan Maharani terbaru, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia periode 2019–2024 itu diduga mematikan mikrofon anggota DPR RI Fraksi Demokrat Irwan Fecho saat sedang mengajukan interupsi terkait penolakan pengesahan RUU Cipta Kerja di di Gedung Parlemen Senayan, Senin (5/20/2020).
Momen tersebut terekam dalam sebuah video yang kini viral di media sosial. Nama Puan pun menempati trending topik di Twitter. Banyak netizen menyebut bahwa hal yang dilakukan oleh Puan telah menghilangkan suara rakyat.
Dalam video berdurasi 7 detik itu terdengar Irwan mengatakan,"Menghilangkan hak-hak rakyat kecil. Kalau mau dihargai tolong ha.." belum selesai Irwan menyuarakan pendapatnya, tiba-tiba suara Irwan tak terdengar.
Dalam video yang dibagikan oleh Wakil Bendahara Umum DPP Partai Demokrat Edwin Tandjung menunjukkan bahwa gestur tangan Puan seperti sedang menekan tombol.
Apa yang dilakukan Puan Maharani tak pelak menimbulkan kecurigaan dan kontroversi. Tapi, ini bukan kontroversi pertama yang dilakukan Puan, setidaknya ada tiga kontroversi lainnya membuat Puan jadi sorotan banyak orang.
Berikut rentetan kontroversi Puan Maharani yang dirangkum dari berbagai sumber.
1. Sebut Jokowi Petugas Partai
Pada tahun 2015, Puan pernah menegaskan bahwa Presiden Joko Widodo masih menjadi petugas di partai PDI Perjuangan. Pernyataan tersebut dilontarkan Puan saat mengomentari wacana organisasi Pro Jokowi (Projo) yang berubah menjadi partai baru dan ingin mengusung Jokowi saat Pemilu 2019 lalu.
"PDIP bersama Jokowi dan Jokowi masih sebagai petugas partai, kader PDIP," ujarnya.
Baca Juga: Profil Irwan Demokrat, Anggota DPR yang Mikrofonnya Dimatikan
Kalimat yang dilontarkan Puan tersebut menimbulkan kontroversi karena banyak netizen dan pengamat beranggapan bahwa Jokowi menggadaikan amanat rakyat dan memilih menjadi 'petugas partai'.
2. Wacana 'Impor' Guru Asing
Wacana 'impor' guru asing ini disampaikan Puan saat dirinya masih menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) pada tahun 2019.
Saat itu, dirinya menyebut akan mengimpor guru dari luar negeri untuk mengajar di Indonesia. Selain itu, Puan juga berpendapat bahwa saat ini Indonesia sudah bekerja sama dengan sejumlah negara terkait realisasi wacana tersebut, salah satunya Jerman.
Wacana tersebut langsung menuai kritik dari publik tak terkecuali para tenaga pendidik. Mengetahui bahwa ucapannya menimbulkan kehebohan, 3 hari kemudian, Puan lantas meralat omongannya.
Ia membantah pemerintah akan mengimpor guru asing. Menurutnya, wacana tersebut dimaksudkan bahwa pemerintah akan mengundang guru-guru dari luar negeri untuk melatih tenaga pengajar di Indonesia sekaligus mendidik siswa dalam negeri sebagai langkah meningkatkan kualitas pendidikan dan guru di Indonesia.