Kritik Tak Digubris, Jokowi Didesak Telepon Presiden Emmanuel Macron

Senin, 02 November 2020 | 14:39 WIB
Kritik Tak Digubris, Jokowi Didesak Telepon Presiden Emmanuel Macron
Cuplikan video pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Presiden Prancis, Emmanuel Macron di YouTube yang diunggah pada Minggu (16/7). [YouTube/Presiden Joko Widodo/Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anggota DPR RI Hidayat Nur Wahid atau HNW meminta Presiden Jokowi menghubungi Presiden prancis Emmanuel Macron secara langsung.

Pasalnya, teguran resmi dari RI agar pemerintah Prancis tidak mengumbar pernyataan yang dinilai anti-Islam, tak diindahkan oleh Macron.

Usulan HNW itu disampaikan dirinya melalui akun Twitter miliknya @hnurwahid. Ia meminta Jokowi segera turun tangan menghubungi Macron demi kedamaian dunia.

"Demi dunia yang damai, Jokowi perlu telepon langsung Macron," kata HNW seperti dikutip Suara.com, Senin (2/11/2020).

Menurut Wakil Ketua MPR RI itu, teguran resmi dari pemerintah Indonesia untuk Presiden Macron sama sekali tak diindahkan oleh Macron.

Macron, kata HNW, justru ngotot mendukung dengan dalih kebebasan berekspresi.

Padahal, Mahkamah HAM Eropa juga telah menegaskan tindakan tersebut tidak benar.

"Kecaman Presiden @jokowi kepada Presiden Macron agar hentikan penghinaan kepada Nabi Muhammad tidak diindahkan oleh Macron," ungkap HNW.

HNW minta Jokowi telepon langsung Presiden Msacron (Twitter/hnurwahid)
HNW minta Jokowi telepon langsung Presiden Msacron (Twitter/hnurwahid)

Tak Terima Ada Kekerasan karena Kartun Nabi Muhammad

Baca Juga: FPI Sumpahi Presiden Prancis Macron Meninggal dalam Kondisi Hina

Presiden Prancis Emmanuel Macron bicara setelah gelombang kecaman karena dirinya dianggap menghina Islam. Macron bicara, Sabtu (31/10/2020) waktu setempat.

Macron memahami muslim marah karena kartun Nabi Muhammad. Tapi dia menilai itu bukan alasan untuk melakukan kekerasan.

Macron memberi kesempatan wawancara kepada jaringan televisi Arab Al Jazeera. Wawancara itu disiarkan pada Sabtu.

Selama wawancara, Macron mengatakan Prancis tidak akan mundur dalam menghadapi kekerasan. Ia akan membela hak kebebasan berekspresi, termasuk penerbitan kartun.

Namun, presiden Prancis itu menekankan bahwa tidak berarti dirinya atau para pejabatnya mendukung kartun-kartun itu yang oleh Muslim dianggap menghujat, juga tidak berarti bahwa Prancis anti Muslim.

"Jadi saya memahami dan menghormati bahwa orang-orang terkejut dengan kartun ini. Tetapi saya tidak akan pernah menerima bahwa seseorang dapat membenarkan kekerasan fisik karena kartun ini, dan saya akan selalu membela kebebasan di negara saya untuk menulis, berpikir, menggambar," kata Macron, menurut transkrip wawancara yang dirilis oleh kantornya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI