Cuma Ada 3 Wakil Istana, Refly Sentil Fajroel Rachman: Apa Sudah Dipecat?

Minggu, 15 November 2020 | 13:00 WIB
Cuma Ada 3 Wakil Istana, Refly Sentil Fajroel Rachman: Apa Sudah Dipecat?
Refly Harun tanggapi pernyataan Moeldoko soal 3 pihak yang mewakili Istana bicara (YouTube/Refly Harun)

Suara.com - Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun mempertanyakan tugas juru bicara Presiden Fadjroel Rachman sebagai perwakilan Istana.

Refly menanggapi pernyataan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang menyebut hanya ada 3 pihak yang bisa mewakili Istana untuk bicara.

Dalam pernyataan itu, Moledoko hanya menyebut Mensesneg, Menseskan, dan Kantor Staf Presiden (KSP).

Atas ucapan itu, Refly pun mempertanyakan posisi Fajroel Rachman yang selamai ini berbicara sebagai juru bicara Presiden.

"Bagaimana dengan Fadroel Rachman juru bicara Presiden? Apakah sudah dipecat? atau sudah di non job-kan atau bagaimana?" tanya Refly dilansir dari kanal YouTube-nya, Minggu (15/11/2020).

Namun Refly menyetujui pernyataan Moeldoko. Ia melihat ada kekacauan komunikasi Istana selama para perwakilannya tampil di hadapan publik dan media.

"Sebenarnya logikanya aneh, tapi saya senang dengan pernyataan Moeldoko tersebut. Karena menurut saya selama ini terjadi kekacauan dalam komunikasi Istana," ujar Refly.

"Karena banyak sekali orang yang berbicara seolah-olah mewakili Istana, mewakili Presiden," sambung dia.

Ia menyayangkan banyaknya perwakilan Istana yang dinilai bertindak melebihi kapasitas sehingga terkesan mencari panggung.

Baca Juga: Refly Harun Nilai Istana Tolak Rekonsiliasi dengan Habib Rizieq Sudah Tepat

"Paling sering orang dari KSP berbicara tentang kebijakan presiden atau kebijakan Istana."

"Ini kurang tertib. Terkesan masing-masing orang ingin cari panggung," sebut Refly.

Mantan staf khusus sekretaris negara itu menyebut seharusnya para pejabat di lingkungan Istana bertugas untuk mendiskusikan isu, bukan mengimplementasikan sikap Istana.

"Sejatinya yang namanya KSP itu harusnya think tank. Di Amerika Serikat sebagai 'west wing', tapi di kita sudah salah kaprah, tidak hanya sebagai think tank tapi juga implementator, dia memonitor program strategis dan sebagainya," kriti Refly.

Lebih lanjut, Refly juga menyoroti banyaknya jabatan yang ada di dalam Kantor Staf Presiden.

"Aneh memang. Sehingga tidak heran yang namanya KSP menjadi birokrasi yang gemuk juga. KSP berkembang menjadi institusi yang terlalu gemuk," ujar Refly.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI