Akankah Arab Saudi Jadi Medan Pertempuran Drone Berikutnya?

Senin, 01 Februari 2021 | 10:51 WIB
Akankah Arab Saudi Jadi Medan Pertempuran Drone Berikutnya?
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Tetapi drone bunuh diri di Riyadh mendapatkan komentar dan dirayakan oleh semua paramiliter loyalis Iran.

Bagi Malik, tanggapan serupa ini menunjukkan bahwa serangan pesawat tak berawak kemungkinan besar disetujui oleh Iran.

Analis tersebut percaya bahwa serangan ini adalah bagian dari kampanye Iran untuk menekan pemerintahan baru Biden guna mencabut sanksi terhadap negara itu dan kembali ke kesepakatan nuklir Iran 2015 yang disepakati dengan pemerintahan Obama, yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).

Mantan Presiden Donald Trump menarik AS keluar dari kesepakatan pada 2018, dan menerapkan sanksi "tekanan maksimum" terhadap Teheran.

Saat ini, Iran berada di bawah tekanan ekonomi yang sangat besar, dan akan berdampak pada pemilihan presiden Iran yang dijadwalkan pada bulan Juni.

Akibatnya, para analis mengatakan bahwa kepemimpinan Iran ingin supaya Presiden AS Joe Biden secepat mungkin kembali ke JCPOA.

Melintasi 'garis merah'?

"Tujuan Iran adalah menghapus sanksi," kata Malik. "Jadi, mereka berusaha menekan di tiga area utama," termasuk di pengayaan uranium yang pada akhirnya dapat digunakan untuk membuat senjata nuklir, serta melakukan latihan dengan rudal dan drone.

"Ini juga termasuk memberikan lebih banyak tekanan pada sekutu AS seperti Arab Saudi," ujarnya.

Baca Juga: Menlu AS Blinken Minta Iran Kembali ke Kesepakatan Nuklir

"Bagi Iran, status quo tidaklah berkelanjutan dan, diam-diam, ada pemahaman di antara semua pihak yang terlibat bahwa Iran harus terus menekan," Justin Bronk, seorang peneliti di Royal United Services Institute, sebuah wadah pemikir kebijakan pertahanan yang berbasis di London, mengatakan kepada DW.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI