Apa Itu Radikal yang Belakangan Menggegerkan Politik Indonesia?

Rifan Aditya Suara.Com
Selasa, 16 Februari 2021 | 06:40 WIB
Apa Itu Radikal yang Belakangan Menggegerkan Politik Indonesia?
Ilustrasi radikalisme, apa itu radikal. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sebaliknya, radikalisme ada di semua agama, aliran kepercayaan, dan sekte. Setidaknya ada dua indikator radikalisme.

  • Indikator pertama dari radikalisme adalah penggunaan ideologi agama yang dimanipulasi dan dipolitisasi sehingga cenderung menggunakan segala cara untuk mencapai tujuan.
  • Indikator kedua adalah cara pandang yang selalu menyalahkan dan mengkafirkan kelompok yang tidak sepaham dengan pendapat mereka.

Peneliti Balai Litbang Agama Semarang Arifuddin Ismail dalam artikel Pemikiran dan Gerakan Keagamaan Mahasiswa: Merebaknya Radikalisme Islam di Kampus menulis mengenai gerakan radikalisme di kalangan mahasiswa. Tulisannya terbit di Jurnal Harmoni (2012) yang dikelola Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI.

Menurut Arifuddin jika melihat dari pengertian dasarnya, radikalisme berarti kembali ke akar atau dasar. Radikalisme ini bisa berhubungan dengan agama tertentu, misalnya radikalisme Islam berarti kembali ke akar atau dasar-dasar ajaran Islam.

Sehingga jika diasosiasikan dalam pengertian yang positif, radikalisme berarti kembali kepada Islam yang autentik.

Gerakan radikalisme bisa masuk ke perguruan tinggi karena mahasiswa terlalu berpikir tekstual. Sebaliknya berpikir kontekstual akan menciptakan pandangan yang moderat dan menghargai sesama.

Masuknya paham radikalisme ini umumnya dilatarbelakangi dua hal.

  • Pertama radikalisme terjadi karena ajaran agama ditelan secara mentah-mentah tanpa kajian memadai oleh satu organisasi.
  • Kedua, aktivis radikalisme cenderung menyasar orang-orang dengan pemahaman agama lemah dan kurang memadai.

Nah, seperti itulah penjelasan apa itu radikal serta bagaimana gerakan radikalisme dapat masuk ke lingkungan kampus atau mahasiswa. Ingat, hidup sesuai pada ajaran agama itu jelas baik namun semua agama juga mengajarkan harmoni dan saling menghargai sesama manusia tanpa terkecuali.

Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni

Baca Juga: Jusuf Kalla: Din Syamsuddin Tidak Mungkin Radikal

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI