"Saya sekarang adalah presiden Amerika keempat yang memimpin kehadiran pasukan Amerika di Afghanistan. Dua Republik. Dua Demokrat," kata Biden.
"Saya tidak akan meneruskan tanggung jawab ini kepada yang kelima. Ini adalah waktu untuk mengakhiri perang terpanjang Amerika. Sudah waktunya bagi pasukan Amerika untuk pulang," katanya.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan pasukan asing di bawah komando NATO di Afghanistan juga akan meninggalkan negara itu bersama penarikan AS pada 11 September.
Blinken juga berbicara dengan panglima militer Pakistan pada hari Rabu dan membahas proses perdamaian, menurut pernyataan dari sayap media militer Pakistan.
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengungkapkan di akun Twitter-nya bahwa dia telah berbicara dengan Joe Biden dan dia menghormati keputusan AS.
"Kami akan bekerja dengan mitra AS kami untuk memastikan transisi yang mulus" dan "kami akan terus bekerja dengan mitra AS/NATO kami dalam upaya perdamaian yang sedang berlangsung." tulis Ghani.
Ada pertemuan puncak yang direncanakan tentang Afghanistan mulai tanggal 24 April di Istanbul yang akan melibatkan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Qatar.
Taleban, yang digulingkan dari kekuasaan pada 2001 oleh pasukan pimpinan AS, mengatakan tidak akan ambil bagian dalam pertemuan apa pun yang akan membuat keputusan tentang Afghanistan sampai semua pasukan asing meninggalkan negara itu.
Juru bicara Taleban Zabihullah Mujahid pada hari Rabu meminta Amerika Serikat untuk mematuhi kesepakatan yang dicapai kelompok itu dengan pemerintahan Trump.
Baca Juga: Kasus Pembekuan Darah, AS hingga Uni Eropa Setop Vaksin Johnson & Johnson
"Jika kesepakatan itu berkomitmen, masalah yang tersisa juga akan diselesaikan," tulis Mujahid di Twitter. "Jika kesepakatan tidak dilakukan ... masalah pasti akan meningkat."