Suara.com - Varian terbaru virus corona penyebab COVID-19 terdeteksi di India. Masih belum diketahui seberapa berbahayanya varian B.1.617 ini, tetapi kemunculannya telah menimbulkan kekhawatiran.
Jumlah infeksi virus corona terus meningkat tajam di India. Negara ini baru saja mencatat penghitungan infeksi harian tertinggi di dunia dengan 314.835 infeksi dari total populasi sebanyak 1,38 miliar orang.
Masih terlalu dini untuk mengatakan apakah varian virus corona baru yang dikenal dengan sebutan B.1.617 ini bertanggung jawab atas peningkatan cepat infeksi tersebut.
Namun ada kemungkinan demikian. Apa peran varian virus ini? Di banyak kasus dan negara lain, varian B.1.617 berperan ketika terjadi kenaikan infeksi secara tiba-tiba.
Beberapa ahli juga menyatakan kekhawatiran bahwa varian India mungkin akan berubah menjadi jenis "mutasi super" yang akan terus menyebar ke seluruh dunia.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa dia "sangat prihatin" tentang situasi di India, tulis WHO di Twitter.
Varian India ini juga telah menyebar ke negara lain. Otoritas kesehatan telah mendeteksi varian B.1.617 di Jerman, Belgia, Inggris Raya, AS, Australia, dan Singapura.
Kementerian kesehatan Inggris telah melaporkan 77 kasus varian India. Mengapa varian India berbahaya? Dalam varian India terdapat dua mutasi protein lonjakan virus SARS-CoV-2.
Protein lonjakan memungkinkan virus masuk ke tubuh manusia dan menginfeksinya. Jika lolos dari antibodi apa pun dalam sistem kekebalan tubuh atau seseorang memang tidak memiliki antibodi, virus ini kemudian dapat menyebar dengan cepat ke seluruh tubuh.
Baca Juga: Ledakan Wabah Corona di India, Negara di Asia Selatan Diminta Waspada
Para ahli mengatakan ada risiko orang yang telah pulih dari infeksi COVID-19, atau mereka yang telah divaksinasi, mungkin tidak tahan terhadap varian baru ini.