“Kami ngeri dengan kondisi tidak aman dan pelanggaran ketenagakerjaan yang harus dialami rekan-rekan di sekolah seperti ini karena kurangnya perwakilan serikat pekerja dan hak kontrak,” sambungnya.
Seorang guru dari Centner Academy diketahui telah mengundurkan diri dari sekolah. Tidak jelas apakah itu merupakan akibat dari kebijakan vaksin sekolah atau tidak.
Berkenaan dengan legalitas pemberi kerja yang melarang vaksinasi, pengacara ketenagakerjaan Carter Sox dari Gallup Auerbach menuturkan bahwa dalam kasus ini, merupakan hal yang legal bagi sekolah untuk memecat karyawannya karena divaksinasi.
“Ini sekolah swasta. Ini bukan sekolah negeri,” ujar Sox.
“Jadi, umumnya perusahaan swasta di Florida dapat memecat seseorang dengan alasan apa pun atau tanpa alasan sama sekali,” katanya.
Namun, ia juga mengatakan bahwa pihak karyawan yang dipecat dapat melawan keputusan itu bila mereka memang memiliki kondisi medis dan itu mendiskriminasi hak mereka untuk mendapatkan vaksin.
Menurut Henry Ford Health System, sejauh ini, tidak ada bukti apa pun yang menyebutkan bahwa salah satu vaksin Covid-19 dapat menyebabkan keguguran dini atau masalah kesuburan pada wanita atau pria.
Hanya saja, menurut CDC, orang yang menerima vaksin akan mungkin mengalami beberapa efek samping, yang disebutnya sebagai tanda normal tubuh yang sedang membangun sistem perlindungan.
“Efek samping ini dapat mempengaruhi kemampuan Anda untuk melakukan aktivitas sehari-hari, tetapi akan hilang dalam beberapa hari,” ujar CDC.
Baca Juga: Amerika Sudah Bisa Lepas Masker, Ini Tanggapan Dokter Paru di Indonesia
Di Amerika, tiga perusahaan vaksin seperti Moderna, Pfizer, dan J&J telah disetujui penggunaannya sebagai vaksin Covid-19.