Demonstrasi Paludan sering diwarnai aksi bakar, robek, atau mencemarkan Al-Quran, namun dirayakan sebagai latihan kebebasan berbicara.
Garis keras partai Paludan, yang juga etno-nasionalis dan anti-Islam, nyaris tidak memenuhi ambang batas parlemen di Denmark pada 2019. Sejak itu, Paludan telah mengukuhkan kewarganegaraan Swedia dan bergabung dengan Alternatif untuk Swedia.