CEK FAKTA: Benarkah Vaksin Buat Tubuh Punya Daya Magnetis dan Terkoneksi ke Bluetooth?

Kamis, 27 Mei 2021 | 13:20 WIB
CEK FAKTA: Benarkah Vaksin Buat Tubuh Punya Daya Magnetis dan Terkoneksi ke Bluetooth?
CEK FAKTA Vaksin Bisa Buat Tubuh Punya Daya Magnetis dan Terkoneksi ke Bluetooth. (Turnbackhoax.id)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Adapun sebab logam menempel pada lengan bekas suntikan vaksinasi, sebagaimana yang ditunjukkan pada video Rachy, dimungkinkan karena kelembapan permukaan kulit, sehingga benda tersebut mampu menempel.

Sedangkan klaim tubuh dapat tersambung ke Bluetooth juga tidak mungkin. Vaksin terdiri dari sejumlah bahan kimia yang tidak bisa mentransmisikan gelombang radio dari jarak pendek.

Adapun kode-kode yang ditunjukkan pada foto adalah alamat MAC (Media Access Control). Kode 12 karakter yang terpampang merupakan hasil identifikasi dari perangkat keras yang sudah terkoneksi satu sama lain.

Semua perangkat elektronik seperti ponsel, laptop, konsol game, bahkan mesin cuci ber-WiFi, memiliki pola kode seperti itu.

Melansir dari Fullfact.org, pihaknya melakukan penelusuran untuk mengetahui dari mana AC dan EC berasal. Hasilnya, ditemukan bahwa kode “EC” yang diklaim sebagai vaksin ibunya sebenarnya adalah produk dari perusahaan Logitech yang membuat aksesori nirkabel.

Sedangkan kode “AC” adalah produk yang dibuat oleh perusahaan bernama Chongqing Fegui Electronics, yakni produsen sejumlah perangkat elektronik, seperti pemutar video, laptop, dan printer.

Kode Bluetooth yang tersambung pada perangkat elektronik Rachy Rach dimungkinkan berasal dari perangkat elektronik lainnya, entah itu laptop, komputer, atau smartphone yang ada di dekatnya.

KESIMPULAN

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan jika klaim Rachy Rach soal efek virus corona dapat membuat tubuh memiliki daya magnetis dan terkoneksi ke Bluetooth adalah hoaks.

Baca Juga: Kecewa dengan Bima Arya, Habib Rizieq: Jangan Sakit Saya Dijadikan Panggung Politik

Informasi yang beredar itu masuk dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI