Pengamat Bongkar Rencana Kemenhan Pinjam Rp 1.760 Triliun ke Luar Negeri untuk Alpalhankam

Jum'at, 28 Mei 2021 | 14:26 WIB
Pengamat Bongkar Rencana Kemenhan Pinjam Rp 1.760 Triliun ke Luar Negeri untuk Alpalhankam
Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bersama rombongan meninjau Food Estate di Kapuas, Kalteng, Kamis (9/7/2020). [Foto: kanalkalimantan.com]

Connie kemudian kembali memaparkan kalau besaran anggaran tersebut berasal dari pinjaman luar negeri. Muncul pertanyaan ketika melihat pengadaan Alpalhankam ini hanya sampai 2024, tetapi utang dan bunganya masih berjalan hingga 2044.

"Kemudian kenapa mesti habis 2024? Sementara baca pasal 2 ayat b, untuk pembayaran tetap selama 5 renstra. Jadi pembayaran bunga 5 renstra berarti kan sampai 2044," ujarnya.

Tidak berhenti sampai disitu, Connie juga menyinggung soal rencana Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto memanfaatkan anggaran pengadaan Alpalhankam tersebut.

"Jadi pertanyaannya sederhana, angka sebesar ini mau ke luar buat beli apa?," tanya Connie.

Lebih lanjut, Connie mengatakan masih ingat ketika Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang mengaku dengar dengan isu anggaran Rp 1.760 triliun namun tidak mengetahui maksud dari anggaran tersebut. Itu dikatakan Hadi saat menghadiri rapat bersama Komisi I DPR RI.

Lalu, Connie juga menemukan kalau Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) TNI juga kebingungan kenapa muncul anggaran gemuk tersebut.

Menurutnya akan menjadi janggal kalau pengguna anggaran tersebut malah tidak tahu anggaran sebesar itu untuk apa. Karena seharusnya mereka mengetahui sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kondisi alutsistanya.

"Misalnya saya komandan skuadron saya akan tahu nih kondisi skuadronnya seperti apa, kurangnya seperti apa, masalahnya sepeti apa, kapan dia harus diganti dan sebagainya," tuturnya.

Baca Juga: Connie: Kemhan dan KPK Seharusnya Mudah Ungkap Mr. M si Mafia Alutsista

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI