Jadi Penguji Mahasiswa S3 UNS, Ini Harapan Menpora Amali Terhadap Penelitian Sulistiyono

Selasa, 22 Juni 2021 | 21:41 WIB
Jadi Penguji Mahasiswa S3 UNS, Ini Harapan Menpora Amali Terhadap Penelitian Sulistiyono
Menpora Amali saat menjadi penguji mahasiswa S3 UNS. (Dok: Kemenpora)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Meski demikian, para pelatih sepakat bahwa karakter disiplin kerja, keras, kerjasama, jujur menghormati orang lain dan tanggung jawab menjadi karakter yang paling dianggap penting dari sekian karakter yang lainnya dalam mengembangkan pemain sepak bola.

Menurut promovendus, saat model Latihan Berbasis Games Experience Learning ini, dilakukan uji tahap skala kecil dengan melibatkan 4 orang pelatih ahli menyatakan layak dengan skor 91 persen.

Kemudian, tahap berikutnya melakukan uji skala besar dan dilakukan uji coba di tiga sekolah sepakbola para ahli menyatakan layak dan boleh dilanjutkan di uji efektivitas.“Akhirnya model yang kami kembangkan akan lebih efektif untuk mengembangkan skill karakter pada siswa usia 9 sampai dengan 12 tahun,”

Dia beralasan hal dapat diterapkan karena permainan atau bermain menjadi sesuatu yang menyenangkan buat anak sehingga hal itu menjadikan mereka sangat enjoy dalam menjalani model ini.

“Model Latihan Berbasis Games Experience Learning untuk Mengembangkan Keterampilan dan Karakter pada Siswa Sekolah Sepakbola berpengaruh signifikan dan lebih efektif dibandingkan yang konvensional untuk mengembangkan skill dan karakter terhadap siswa SSB usia 9-12 tahun,” tutupnya.

Sementara itu, pada kesempatan ini Menpora Amali selaku penguji mengapresiasi atas adannya penelitian ini. Karena sepakbola sangat diminati dimana 77 persen masyarakat Indonesia menyukai sepakbola.

“Apresiasi saya secara pribadi maupun sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga terhadap penelitian ini,” katanya.

Pada kesempatan ini, Amali mengajukan sejumlah pertayaan antara lain, apa yang didahulukan antara penguatan fisik dan penguatan karakter dan implementasi model yang dilakukannya di dunia sepakbola.

Menurut Amali, kelemahan terbesar Indonesia adalah kemampuan fisik, karena kalau fisiknya drop maka pemain tidak akan focus dan melahirkan perkelahian dan pelanggaran keras.

Baca Juga: Sejalan dengan Inpres No 3/2019, Menpora Apresiasi Disertasi Karya Ilmiah S3 Sulistiyono

“Kelemahan dari pemain Indonesia secara karakter, secara teknik oke. Tapi kalau fisik, rata-rata anak Indonesia hanya mampu 2 kali 30 sementara main bola itu 2x45. Ini saya minta pandangan anda?” katanya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI