Profil Rachmawati Soekarnoputri, Anak Ketiga Bung Karno yang Meninggal karena Covid-19

Sabtu, 03 Juli 2021 | 09:33 WIB
Profil Rachmawati Soekarnoputri, Anak Ketiga Bung Karno yang Meninggal karena Covid-19
Rachmawati Soekarnoputri saat ditemui di kediaman. (Suara.com/Ria).

Suara.com - Politis Partai Gerindra, Rachmawati Soekarnoputri meninggal dunia pada Sabtu (3/7/2021) di Rumah Sakit Pusat Angakatan Darat (RSPAD). Putri Presiden pertama RI Soekarno itu menghembuskan napas yang terakhir di usia 70 tahun.

Kabar ini disampaikan oleh Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.. Ia menyebut Rachmawati meninggal dunia karena terinfeksi Covid-19

"Bu Rachmawati Soekarnoputri, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra telah berpulang pada pukul lebih kurang pukul 6.15 di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta," kata Dasco saat dikonfirmasi Suara.com, Sabtu (3/7/2021).

"Iya (karena Covid-19)," tambahnya.

Rachmawati Soekarnoputri memiliki nama lengkap Diah Pramana Rachmawati Soekarno. Ia lahir pada 27 September 1950, dan merupakan adik dari Presiden ketiga RI Megawati Soekarnoputri.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut merupakan profil dari Rachmawati Soekarnoputri:

1. Meneruskan Semangat Juang Presiden RI ke-1 Soekarno

Sepak terjang Rachmawati dalam meneruskan perjuangan sang ayah cukup mentereng melalui organisasi. Ia menjadi pengurus Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM), Yayasan Pendidikan Soekarno (YPS), dan Yayasan Bung Karno.

Tak hanya itu, Rachmawati juga mendirikan Universitas Bung Karno (UBK) dan Yayasan Pendidikan Soekarno bersama beberapa tokoh seperti Yano Bolang, Simon Tiranda, dan Bagin. Bahkan dia juga merupakan Ketua Umum Forum Komunikasi Front Marhaenis.

Baca Juga: Inalilahi, Rachmawati Soekarnoputri Meninggal Dunia

Tujuannya mendirikan sejumlah organisasi itu untuk mengimplementasikan ajaran Bung Karno yang masih sangat relevan dengan kondisi saat ini. Diantaranya Trisakti Bung Karno, yaitu berdaulat dalam bidang politik, berdikari dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam bidang kebudayaan.

2. Terjun Dunia Politik, Dirikan Partai Berseberangan dengan Megawati

Rachmawati memilih mendirikan partai sendiri setelah rezim Soeharto runtuh di tahun 1998. Ia menolak bergabung dengan partai kakaknya Megawati, PDIP.

Sebagai gantinya, Rachmawati memilih mendirikan Partai Pelopor yang sekaligus menjadikan dirinya sebagau ketua umum. Bahkan dia sering berseberangan dengan kakaknya Megawati selama aktif di dunia politik.

3. Jatuh Bangun Bergabung dengan Sejumlah Parpol

Partai Pelopor yang didirikannya harus terhenti karena tidak lolos pemilu sejak bergulir tahun 1999. Tetap aktif, Rachmawati bergabung dengan Partai Nasdem dan menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI