Kata Naif, setelah lulus dari Sekolah Sookses, para murid akan tetap dipantau perkembangannya. Seperti yang dilakukan pada angkatan pertamanya, yang sudah duduk di kelas 2 SMP.
“Jadi pasca lulus tidak kami lepas begitu saja, tetap kami pantau perkembangannya. Kalau ada kesulitan sebisa mungkin akan kami bantu,” ujarnya.
Pinjam HP Tetangga hingga Cari Donasi Beli Internet
Kembali beroperasi pada masa pandemi Covid-19, membuat pembelajaran tatap muka secara langsung harus ditiadakan, sebagai alternatif proses belajar mengajar dilakukan secara daring.
Hal itulah yang menjadi yang tantangan, mengingat orang tua siswa berasal dari keluarga tidak mampu, ada mereka yang tidak memiliki telepon pintar.
“Mau tidak mau kami carikan solusi, misalnya kami cari tetangga terdekatnya yang mau meminjamkan handphone,” ujarnya.
Sementara untuk biaya paket internet dibagikan secara gratis hasil dari donasi yang dikumpulkan Sekolah Sookses.
Di samping itu, persoalannya lainnya, minimnya pengetahuan para orang tua menggunakan telepon pintar untuk membuka aplikasi seperti pertemuan virtual Zoom. Mau tidak mau Kak Dewa harus datang langsung menemui untuk mengajarinya.

Karenanya sekolah Sookses berharap pandemi Covid-19 dapat segera tertanggulangi dengan baik, sehingga pembelajaran tatap muka dapat digelar kembali.
Orang Tua Harus Berkomitmen
Baca Juga: Cuitan Mahfud MD Dinilai Kurang Tepat, Sosiolog: Tak Perlu Meromantisasi Pandemi
Sekolah Sookses tidak sembarangan menerima para siswanya, mereka harus benar-benar berasal dari keluarga tidak mampu.