Arab Saudi secara resmi menyatakan Ikhwanul Muslimin, gerakan politik Islamis yang berawal dari Mesir, sebagai organisasi teroris.
Menteri Al as-Sheikh menegaskan bahwa meski para imam masjid itu tak mendukung Ikhwanul Muslimin, mereka akan tetap dipecat karena "tak mau mengikuti petunjuk pemerinetah atau terlalu lamban dalam melaksanakannya. Mereka akan diganti oleh orang-orang yang siap melaksanakan perintah kerajaan."
Konsolidasi kekuasaan
Di bawah kendali Muhammad bin Salman, banyak perubahan terjadi di Saudi. Meski banyak warga Saudi yang menyambut positif perubahan tersebut, tetapi banyak pula kritik atas cara-cara kebijakan tersebut ditegakkan.
Paling mengemuka adalah tudingan bahwa perubahan yang dilakukan sang putra mahkota tak lain upaya konsolidasi kekuasaan dan upaya membungkam mereka yang menentangnya.
Raja Salman bin Abdulaziz, yang kini berusia 85 tahun, naik takhta sejak 2015 lalu dan di tahun yang sama ia mengangkat Bin Salman sebagai menteri pertahanan, menteri negara, dan sekretaris jenderal istana kerajaan.
![Raja Salman didampinngi putra mahkota Pangeran Mohammed bin Salman. [AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/01/07/21476-raja-salman-didampinngi-putra-mahkota-pangeran-mohammed-bin-salman.jpg)
Pada 2017, Raja Salman mengangkat Muhammad bin Salman, putera kesayangannya sebagai putra mahkota menggantikan keponakannya, Pangeran Mohammad bin Nayef dalam insiden yang disebut-sebut sebagai kudeta tak berdarah dalam Istana Saudi.
Adapun Pangeran Muhammad bin Nayef, setelah dicopot dari jabatan-jabatannya, kemudian dijadikan tahanan rumah.
Bin Salman yang lahir pada 31 Agustus 1985 itu dikenal ambisius, sekaligus ceroboh. Intelijen Jerman pada 2015 lalu merilis peringatan yang mengatakan bahwa ambisi Bin Salman bisa mengganggu stabilitas Arab Saudi dan bahkan kawasan Timur Tengah.
Baca Juga: AA TKW Cianjur, Korban Kekerasan di Arab Saudi Sudah Ditangani KBRI
Bin Salman sendiri disebut-sebut sebagai arsitek Perang Yaman yang hingga kini belum juga berakhir. Ia juga menggalang negara-negara Teluk untuk memblokade tetangganya yang tajir, Qatar pada 2017.
Pada 2017 ia menuding Turki sebagai bagian dari segitiga iblis yang baru bersama musuh bebuyutan Saudi, Iran dan Ikhwanul Muslimin. Ia juga dipercaya sebagai otak di balik pembunuhan wartawan Jamal Khasoggi pada 2018 di kantor Konsulat Saudi di Instanbul.
Tetapi Bin Salman juga dikenal ambisius. Pada November 2017 ia memerintahkan penangkapan atas 200 pangeran, menteri, petinggi militer, dan jutawan Saudi atas tudingan korupsi. Mereka ditahan di Hotel Ritz Charlton, Riyadh.
Penangkapan itu diduga merupakan bagian dari upaya menyingkirkan para penentang Bin Salman di dalam pemerintahan. Beberapa pejabat yang ditangkap kemudian dipecat dan digantikan oleh orang dekat sang pangeran.
Reformasi institusi keagamaan di Saudi juga gencar dilakukan untuk menggeser ulama-ulama yang berseberangan dengan Bin Salman. Sejak 2017 sejumlah kadi di Kementerian Hukum dicopot. Sementara wewenang untuk mengeluarkan fatwa dicabut dari Kementerian Kehakiman dan diserahkan ke sebuah lembaga baru yang bertanggung jawab kepada Raja Salman seorang.
![Pangeran Mahkota Saudi Mohammed bin Salman. [AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2017/06/24/96215-pangeran-mahkota-saudi-mohammed-bin-salman.jpg)
Selain itu wewenang Kementerian Urusan Agama Islam juga dipreteli, sehingga tak bersuara ketika para ulama penentang pemerintah ditahan. Sebagian wewenang kementerian itu kini diambil alih oleh Liga Muslim Dunia, yang berwenang mengurus aktivitas dakwah di dunia.