Setelah melakukan penelusuran, ditemukan fakta bahwa Covid-19 adalah virus yang dapat bermutasi menjadi varian baru. Namun, mutasi virus corona yang muncul sifatnya sama dan tidak semakin ganas.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM), Eijkman Amin Soebandrio mengatakan vaksinasi Covid-19 saat ini masih efektif untuk menghadapi virus corona maupun varian baru. Hal ini dikarenakan belum ada terjadi perubahan struktur virus corona.
Pendapat serupa juga diutarakan Juru Bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito. Ia membantah kabar soal vaksinasi dapat menyebabkan varian baru virus corona.
Wiku menyampaikan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menegaskan vaksinasi tidak bisa membuat virus corona bermutasi menjadi varian baru. WHO sendiri telah mengungkap faktor yang menyebabkan virus corona bermutasi.
Dalam penjelasannya, Covid-19 bermutasi karena virus corona menyebar secara luas dalam populasi yang besar serta menginfeksi banyak orang. Ketika virus menyebar luas dalam suatu populasi dan menjangkiti banyak orang, kemungkinan besar akan bermutasi.
“Semakin banyak peluang yang dimiliki virus untuk menyebar, semakin banyak ia bereplikasi, dan semakin banyak peluang untuk mengalami perubahan,” sebut WHO.
Spesialis penyakit menular dari The Johns Hopkins University School of Medicine, Amerika Serikat, Dr. Robert Bollinger juga menjelaskan hal serupa. Menurutnya, orang yang sudah divaksin akan cenderung kebal terhadap infeksi virus corona varian baru, serta tidak berpotensi menyebarkan varian pula.
Sebaliknya, orang yang tidak mendapatkan vaksin justru akan lebih rentan terpapar virus corona varian baru. Mereka akan menyebarkan lagi ke orang-orang yang tidak divaksin.
Penyebaran dalam tingkat tinggi itulah yang kemudian menciptakan mutasi baru virus corona hingga menjadi varian baru. Lebih dari 99,9% semua varian virus corona berasal dari orang yang tidak divaksin, dan menyebar ke orang yang tidak divaksin tersebut.
Baca Juga: Siti Fadilah Ragukan Covid-19: Kalau Masih Punya Kepentingan ya Pandemi Terus
KESIMPULAN