Lebih Ganas dari Delta, Varian Super Covid-19 Bisa Muncul di Indonesia

Reza GunadhaABC Suara.Com
Senin, 09 Agustus 2021 | 13:48 WIB
Lebih Ganas dari Delta, Varian Super Covid-19 Bisa Muncul di Indonesia
Ilustrasi Varian Baru Virus Corona (Suara.com/Tika Nindra)

Tapisebagian besar varian itu tidaklah berbahaya, kataDr Peter Drobac pakar kesehatan publik global di Inggris.

Hanya ketika mutasi membuat virus itu lebih kuat dibandingkan varian sebelumnya, maka varian baru bisa bertahan lebih lama dan menjadi dominan.

Dengan kekuatan itu, varian tersebut bisa lebih lebih kuat dan tidak bisa dikalahkan vaksin.

Dengan semakin banyak warga di sebuah negara memiliki kekebalan, lewat vaksinasi atau karena sembuh setelah tertular, maka lebih mungkin virus itu mengalami evolusi dan menemukan cara lain menyebar dalam masyarakat.

Istilah ini dikenal sebagai 'immune escape', virus menyebar dari jaringan imunitas.

Untuk mencegah hal tersebut terjadi, para pakar mengatakan tingkat vaksinasi yang tinggi diperlukan di kalangan penduduk.

Saat ini baru 7,9 persen penduduk di Indonesia mendapatkan vaksinasi dua dosis, sehingga belum memenuhi jumlah minimal.

"Kalau jumlah yang sudah divaksinasitinggi dan virus masih menyebar cepat dikalangan mereka yang belum divaksinasi, maka kedua hal ini akan bisa menciptakan kondisi ideal bagi varian yang tidak mempan terhadap vaksin untuk muncul," kata Dr Drobac.

"Jika kita memilih vaksin yang tahan pada varian tertentu, kemungkinan munculnya varian baru adalah di tempat dengan sejumlah besar penduduk sudah divaksinasi,namun sejumlah besar lainnya belum divaksinasi dan tertular."

Baca Juga: Wajib Diketahui, 11 Gejala Covid-19 Varian Delta Plus

"Jadi apa yang terjadi di Inggris sekarang ini bisa menjadi contohnya."

Kekhawatiran terburuk munculnya varian yang tahan vaksin

Menurut Kepala Proyek COVID-19 Lembaga Ilmu Pengetahuan Australia, CSIRO, Profesor Seshadri Vasan, paling tidak akan muncul satu "varian yang mengkhawatirkan"sebelum akhir tahun 2021 dan itu bisa muncul di mana saja.

Menurut Dr Drobac skenario terburuknya adalah munculnya varian yang tidak mempan terhadap vaksin yang ada saat ini.

"Tidak berarti 100 persen kebal terhadap vaksin, namun satu varian yang lebih ganas dari varian Delta saat ini."

"Bila itu terjadi, mereka yang sudah divaksinasi dan sudah relatif terlindungi dari varian lain, menjadi rentan terkena varian baru."

Namun dalam penilaian Dr Drobac, kemungkinan varian baru lebih menular dibandingkan Delta tidaklah tinggi.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI