Sebagai seorang penyintas kanker payudara, Lina mengatakan dari pengalaman pribadinya saat mengalami hal kritis ia pun sempat "terguncang".
"Saya saya yang sudah persiapan ini itu bisa terguncang, apalagi kalau tidak menyiapkan."
"Persiapan ini bisa dilakukan sedini mungkin, semuda mungkin. Bahkan sebelum berkeluarga," katanya.
Menurutnya, yang perlu diketahui oleh individu atau pun keluarga soal perekonomian rumah tangga adalah 'segitiga dasar keuangan'.
"Yang pertama pemenuhan kebutuhan pokok ... baru membuat dana darurat keluarga."
Menurutnya dana darurat yang bisa disiapkan nilainya setara dengan kebutuhan hidup setiap bulan untuk enam sampai 12 bulan.
Kemudian yang terakhir adalah asuransi jiwa, baik bagi pencari nafkah utama.
Tapi ia menjelaskan 'life insurance' dalam bahasa Inggris lebih tepat diterjemahkan sebagai 'asuransi hidup', bukan asuransi jiwa seperti yang dikenal di Indonesia selama ini.
"Asuransi hidup yaitu agar yang ditinggalkan bisa hidup, dengan standar yang minimal sama atau lebih baik," kata Lina.
Baca Juga: Cara Membuat Tanda Tangan di Word Pakai Microsoft Office Signature Line
Hani setuju asuransi yang dimilikinya sangat membantu kehidupannya bersama dua anak remajanya, setelah ia kehilangan suaminya.
Ia juga mengatakan perlunya para istri untuk bisa memiliki juga penghasilan dalam rumah tangga.
"Untuk saya yang bekerja saja, sangat terasa bagaimana perubahan ekonomi keluarga dengan meninggalnya suami."
Sementara itu Dyah mengatakan andai saja ia bisa memutar kembali waktu, ada beberapa hal yang dilakukannya.
"Menabung, ikut asuransi kesehatan, mempersiapkan usaha untuk bekal pensiun," ujarnya.
"Untuk keluarga yang lain, kembangkan ketrampilan yang kita punya, yang bisa menunjang saat kita harus ditinggal oleh pasangan kita."