"Saya seorang wanita berusia 22 tahun dan saya tahu bahwa Taliban memaksa keluarga untuk memberikan anak perempuan mereka sebagai istri bagi para pejuang mereka," ungkapya.
Ada di Mana-mana
Dikutip dari Channel News Asia, hingga saat ini Taliban berhasil merebut 26 dari 34 ibu kota provinsi Afghanistan dalam waktu kurang dari dua minggu.
Wanita tersebut mengungkapkan bahwa ia berhasil melarikan diri berkat bantuan pamannya. Saat mencoba keluar, ia masih sempat dicegat oleh Taliban.
"Paman saya menawarkan bantuan untuk membawa saya ke tempat yang aman, jadi saya mengambil telepon saya dan chadar (burqa Afghanistan) dan pergi. Orang tua saya tidak akan pergi meskipun rumah kami sekarang berada di garis depan pertempuran,"
"Saat saya sedang berkemas saya bisa mendengar peluru dan roket. Pesawat dan helikopter terbang rendah di atas kepala kami," ujarnya.
Ia mangungkapkan jika dirinya adalah wanita muda yang masih tersisa sedang mencoba melarikan diri dari kejaran Taliban. "Saya melihat pejuang Taliban tepat di luar rumah kami. Mereka ada di mana-mana," ungkapnya.
"Tepat setelah kami pergi, sebuah roket mendarat tepat di sebelah kami. Saya ingat saya berteriak dan menangis, wanita dan anak-anak di sekitar saya berlari ke segala arah," ungkapnya.
"Kami berhasil mendapatkan mobil paman saya dan mulai mengemudi menuju rumahnya, yang berjarak 30 menit di luar kota,"
Baca Juga: Pemerintah Afghanistan yang Didukung Amerika Tumbang, Anggota Kongres AS Marah
"Dalam perjalanan kami dihentikan di sebuah pos pemeriksaan Taliban. Itu adalah momen paling menakutkan dalam hidupku," ungkapnya.