Salah satunya, Wakil Sekretaris Jenderal PAN Rosaline Irine Rumaseuw yang meminta pemerintah menyediakan rumah sakit khusus untuk pejabat saat nakes tengah berjuang hidup mati melawan lonjakan covid-19 akibat varian delta, Juli.
Dokter Maha yang pernah bertugas sebagai Kepala IGD Rumah Sakit Daha Husada, Kediri itu mengaku sakit hati mendengar pernyataan pejabat seperti ini, dia mengusulkan rumah sakit khusus untuk nakes terpapar covid-19.
"DPR minta rumah sakit, aku pikir ini orang-orang edan, nakes saja tidak dapat rumah sakit, jadi di tengah kondisi kayak ini ya memang akhirnya membuat kita berevolusi kayak teori Darwin tentang jerapah berleher panjang dan jerapah berleher pendek, akhirnya kita kayak evolusi seperti itu," tuturnya.
Insentif Disunat
DOKTER Maha menegaskan, tidak ada satu pun dokter yang berharap mencari cuan dari pandemi ini.
Pada kenyataannya dokter juga menjadi korban, insentif mereka dipotong, bekerja di atas normal, dan stres berat.
Dia bercerita, salah satu rekan sejawat dokternya harus kehilangan istri dan mertua akibat covid-19, anaknya juga sakit.
"Betapa kesedihan yang harus ditanggung, tapi rumah sakit tidak peduli, ketika negatif ya langsung disuruh kerja," sambungnya.
Insentif dokter spesialis yang seharusnya Rp 15 juta entah kenapa jadi Rp 4 juta, dokter umum yang harusnya Rp 10 juta juga cuma dikasih Rp 1 juta.
Baca Juga: Waspada, Dokter Bilang COVID-19 Bisa Bikin Otak Lemot Loh!
"Mereka pikir enak ya nakes dapat duit segitu. Tapi mereka tidak berpikir kalau kita bertaruh nyawa. Kalau dibandikan dengan uang yang diterima ya tidak sebanding, taruhannya nyawa," tegas dokter Maha.