Suara.com - Masyarakat Adat Suku Badui masih banyak yang menolak vaksinasi Covid-19. Kebanyakan dari mereka takut divaksin karena ada kasus warga meninggal dunia usai menerima vaksin.
Tetua Adat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Jaro Saija mengatakan tokoh adat sudah banyak melakukan sosialisasi vaksin kepada warga Badui bersama pemerintah, namun warga tetap menolak divaksin.
"Vaksin itu masih nol lah, saya sudah sosialisasi sama masyarakat tapi tetap masyarakat menolak, kalau dia enggak mau saya bingung mau memaksakannya," kata Jaro saat dihubungi Suara.com, Kamis (19/8/2021).
Jaro menyebut dirinya sudah divaksin dua dosis, namun teladan itu tidak juga diikuti warganya karena ketakutan dengan isu miring terkait vaksinasi Covid-19.
"Saya mau (divaksin) dan sudah dilihat orang-orang desa, sudah dua kali, tapi warga tetap enggak mau, enggak tahu, mungkin ketakutan karena hoaks ada yang meninggal gara-gara divaksin, itu ada berita yang buruk," ucapnya.
Meski menolak, Jaro memastikan bahwa Suku Badui tetap menjaga dari ancaman wabah dengan menutup sementara wilayah adatnya.
"Orang badui luar maupun dalam, biarpun menolak tetapi tetap berusaha untuk pengobatannya, tapi ya mantra-mantra untuk menjaga keselamatannya," tutur Jaro.
Deputi I Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Eustobio Rero Renggi menambahkan, situasi seperti ini tidak hanya terjadi di Suku Badui, banyak suku yang masih menolak dites dan divaksin Covid-19.
"Sebenarnya bukan Badui saja, ada kasepuhan lain yang situasinya sama, bukan mereka menolak puskesmas, tapi tidak mau dites, sebelum vaksin kan harus dites dulu riwayat penyakitnya," kata Eustobio.
Baca Juga: Indonesia Urutan ke -9 Vaksinasi Covid-19 Terbanyak
Khusus untuk Suku Badui, lanjut Eustobio, sebenarnya mereka mau divaksin, namun ketika ada kasus warga yang meninggal dunia setelah divaksin mereka langsung menolak, walaupun belum ada keterangan medis resmi terkait kematian warga tersebut.