Taliban Cepat Kuasai Afganistan karena Terapkan Strategi Komunis Mao Zedong

Reza GunadhaABC Suara.Com
Kamis, 19 Agustus 2021 | 19:57 WIB
Taliban Cepat Kuasai Afganistan karena Terapkan Strategi Komunis Mao Zedong
Juru Bicara Taliban Zabihullah Mujahid saat konferensi pers di Kabul, Selasa (17/8/2021). (Foto: AFP)

Yang terpenting, katanya, Taliban mengeksploitasi kelemahan dan korupsi di pemerintahan dan kurangnya kepercayaan rakyat Afghanistan terhadap pejabat pemerintah.

Seperti yang dikatakan Mao, orang lebih penting daripada senjata. Taliban menghabiskan waktu bertahun-tahun membangun hubungan di luar basis tradisional mereka, etnis Pashtun.

Seperti yang ditulis Dorronsoro, Taliban memiliki "strategi yang koheren" untuk "menghancurkan struktur tradisional (terutama struktur suku)".

Dorronsoro kemudian memperingatkan bahwa AS tidak memiliki alasan dan strategi untuk mengalahkan Taliban. Pemerintah Afghanistan yang lemah dan korup, katanya, hanya mempermudah Taliban untuk mempertahankan pijakan dan memperluas basis dukungannya.

Sejarah yang berulang

Kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan seharusnya tidak mengejutkan siapa pun yang memperhatikan. Ini hanyalah sejarah yang berulang — dan kegagalan AS untuk mengindahkan pelajaran dari sejarah itu.

AS merupakan kekuatan militer terkuat di dunia, menghabiskan 20 tahun, triliunan dolar dan kehilangan ribuan nyawa dan tidak bisa mengalahkan Taliban.

Sama seperti saat meninggalkan Korea yang terpecah, mundur dari Vietnam yang jatuh ke tangan Komunis serta keluar dari Irak hanya untuk membuka pintu bagi ISIS.

Setelah Vietnam, Amerika mengalami krisis kepercayaan dan kehilangan gengsinya. Setelah Afghanistan, apakah kita masih percaya Presiden Joe Biden ketika dia berkata bahwa bertaruh melawan Amerika adalah ide yang buruk?

Taliban baru saja melakukannya.

Namun Amerika masih merupakan negara yang sangat diperlukan - jika bukan negara yang luar biasa.

Dunia masih mengarapkan Amerika untuk memimpin di dunia yang semakin bergejolak dan tidak dapat diprediksi. Negara-negara seperti Australia mau tak mau harus mengandalkan AS untuk keamanan.

Begitu besar ketergantungan kita pada tatanan yang dipimpin Amerika: kekuatan ANZUS, NATO, Quad — Amerika, Australia, India, Jepang — yang dirancang untuk melawan pengaruh dan jangkauan China yang semakin besar.

Ada pertempuran yang lebih besar di depan mata dan Joe Biden telah mengidentifikasinya: demokrasi versus otokrasi.

Bukti terbaru menunjukkan demokrasi sedang mengalami kemunduran. Penurunan bendera Amerika di Kabul telah menggarisbawahinya.

China tak sekadar menonton. Mereka sudah bergerak membangun hubungan dengan Afghanistan, mengeksploitasi ruang yang telah ditinggalkan Amerika.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI